Bisnis.com, JAKARTA – Prediksi positif harga emas mencetak rekor baru terus berlanjut. Baru-baru ini, Citi Research menaikkan perkiraan tiga bulannya menjadi $2.800 per ounce. Perkiraan rekor harga emas baru dalam 3 bulan ke depan bertepatan dengan memburuknya pasar tenaga kerja AS, Federal Reserve memangkas suku bunga, dan membeli emas fisik dan reksa dana. (ETF).
Mengutip Reuters Selasa (22/10/2024), perkiraan harga emas 3 bulan Citi naik tajam dari perkiraan awal US$2.700 per ounce. Sementara itu, Citi memperkirakan harga emas akan mencapai level $3.000 dalam 6 hingga 12 bulan ke depan.
Selain itu, Citi menaikkan perkiraan harga perak dalam 6 hingga 12 bulan menjadi $40 per ounce dari $38 per ounce.
“Kami mencatat bahwa emas dan perak telah berkinerja sangat baik meskipun permintaan ritel Tiongkok melemah dan suku bunga AS lebih tinggi sejak The Fed memangkas 50 (basis poin) dan gaji bulan lalu,” kata Citi dalam sebuah pernyataan.
Laporan Citi melanjutkan, harga emas juga akan naik dalam skenario kenaikan harga minyak akibat reli jangka pendek di Timur Tengah.
Emas mencapai rekor tertingginya pada Senin (21/10/2024), sementara perak mencapai level tertinggi dalam 12 tahun. Kenaikan emas dan perak dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS dan perang di Timur Tengah, yang dipicu oleh ekspektasi penurunan suku bunga.
Sementara itu, Citi mengatakan pihaknya netral terhadap platinum dengan target harga tiga bulan sebesar $1,025 per ounce dan target harga enam hingga 12 bulan sebesar $1,100 per ounce.
Laporan tersebut menambahkan bahwa Citi bersikap bullish pada paladium setelah kenaikan harga baru-baru ini, dengan target tiga bulan sebesar $1.000 per ounce dan target 6 hingga 12 bulan sebesar $900 per ounce.
Citi juga mengatakan bahwa fundamental minyak menunjukkan harga rata-rata $60 per barel pada tahun 2025, namun potensi eskalasi geopolitik jangka pendek di Timur Tengah cukup tinggi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel