Tak Kunjung Jalan, ESDM Ungkap Nasib Rosneft di Megaproyek Kilang RI-Rusia

Bisni.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis update perkembangan mega proyek Grassroots Refinery (GRR) di Tuban, Provinsi Jawa Timur. Proyek kilang minyak senilai US$13,5 miliar atau setara Rp205,05 triliun saat ini tertahan.

Proyek tersebut ditangguhkan karena sanksi terhadap perusahaan Rusia menyusul invasi ke Ukraina sejak awal tahun 2022. Diketahui, proyek kilang Tuban dioperasikan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan mitranya dari Rusia Rosneft Singapore Pte Ltd.

Sementara itu Sanksi terhadap Rosneft ditujukan untuk memberikan akses pembiayaan, teknologi, dan konstruksi kilang. Oleh karena itu, alur kerja proyek terhenti.

Dadan Kusdiana, Pj Direktur Jenderal Divisi Migas Kementerian Energi dan Mineral Menyatakan proyek GRR Tuban sudah dalam tahap investasi akhir (FID), ia juga mengatakan proyek tersebut sedang dipersiapkan bersama Rosneft.

“Pertamina melalui anak perusahaan PT KPI, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia [PRPP] bekerja sama dengan Rosneft untuk memulai proyek GRR Tuban,” kata Dadan melalui surat kepada Bisnis, Kamis (17/10/2024).

Pernyataan Dadan sebesar $3 dan Sekretaris Bisnis KPI PT KPI Hermansyah Y. Nasroen mengatakan pihaknya masih menargetkan penyelesaian FID untuk proyek tersebut.

Proses FID masih berjalan, kata Hermanyah singkat, Rabu (16/10/2024).

Saat ditanya kapan target FID akan selesai, Hermansyah enggan membeberkan jangka waktu pastinya. Padahal, KPI sebelumnya menetapkan target FID selesai pada kuartal I 2024.

Ia mengatakan proyek tersebut mengikuti proses penunjukan pihak-pihak yang akan memulai pekerjaan engineering, pengadaan dan konstruksi (EPC) yang merupakan tahapan proses perancangan sistem yang akan dibangun. Proses dilanjutkan dengan pengadaan material dan pembuatan sistem prefabrikasi.

“Ini (EPC) prosesnya sama,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, KPI menawarkan kepada Rosneft opsi penambahan mitra kerja baru untuk mempercepat proyek GRR Tuban.

Ketua, Direktur PT KPI Taufik Aditiyawarman Dikatakannya, permintaan aliansi baru muncul ketika dampak sanksi Barat mulai terasa seiring dengan diambilnya keputusan akhir untuk berinvestasi di salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Kami mengatakan kepada mereka (Rosneft) bahwa kami harus mencari mitra lain untuk menyeimbangkan keadaan. Kami sudah bicara.” “Kami juga harus memberi tahu Rosneft tentang hal itu karena konflik di Ukraina Jadi ada dampaknya,” kata Taufik saat ditemui di sela-sela proyek IPA Convex, BSD Tangerang, Kamis (27/7/2023) lalu.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *