Bisnis.com, JAKARTA – Para pekerja di pabrik pesawat Boeing kembali menolak tawaran kontrak dan terus melakukan aksi mogok selama lebih dari lima minggu.
Seperti dikutip Reuters, Kamis (24/10/2024), penolakan tersebut merupakan pukulan telak terhadap harapan investor dan pengelola untuk mencari solusi atas perselisihan sengit tersebut.
Hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa 64% memilih menentang kesepakatan yang akan menaikkan upah sebesar 35% selama empat tahun.
Para pemimpin serikat pekerja mengatakan mereka siap untuk segera melanjutkan pembicaraan dengan Boeing mengenai kontrak baru pertama sejak tahun 2014, ketika perusahaan tersebut menggunakan ancaman untuk memindahkan produksi versi baru 777 ke luar wilayah tersebut untuk mendapatkan kesepakatan yang membawa program pensiun tradisional. sudah berakhir. . .
“Setelah 10 tahun pengorbanan, kami masih memiliki beberapa hal yang harus dilakukan, dan kami berharap dapat melakukannya dengan segera melanjutkan negosiasi,” kata para pemimpin Asosiasi Insinyur dan Pekerja Dirgantara Internasional (IAM) dalam sebuah pernyataan setelah penghitungan suara. . .
Lebih dari 30.000 pekerja berhenti bekerja di pabrik Boeing di Pantai Barat Amerika Serikat mulai 13 September 2024. Hal ini menyebabkan berakhirnya produksi program pesawat berbadan lebar 737 MAX dan 767, serta pesawat terlaris. Varian 777.
Banyak komentar di media sosial dan pekerja di TPS meragukan kesepakatan tersebut.
“Untuk saat ini, saya pikir kami lebih unggul dari Boeing,” kata Manuel Munoz, seorang mekanik berusia 20 tahun, sebelum pemungutan suara diumumkan.
Berdasarkan survei lapangan Reuters terhadap 20 pekerja pabrik di wilayah Seattle yang mogok sebelum atau setelah pemungutan suara, tiga orang mengatakan mereka akan menerima kesepakatan tersebut, 14 orang mengatakan mereka akan menolak tawaran tersebut dan tiga orang lainnya ragu-ragu.
Banyak pekerja yang masih marah dengan kesepakatan terakhir yang ditandatangani satu dekade lalu.
“Kali ini kami akan mendapatkan apa yang kami inginkan. Saat ini kami memiliki landasan yang lebih baik daripada Boeing,” kata Donovan Evans, 30, yang bekerja di pabrik pesawat 767 di luar Seattle.
Evans, yang mengatakan dia tidak mengharapkan uang pensiunnya kembali, memutuskan untuk mengingkari kontrak dan menuntut kenaikan gaji sebesar 40%.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel