Bisnis.com, JAKARTA — Di Malaysia, pemerintahan di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim bersiap menempuh kebijakan anti-populis yang diperkirakan akan mendapat respons kuat dalam waktu dekat. Pemerintah Malaysia bersiap menaikkan harga bensin sebesar 95 Ron dengan membatalkan subsidi.
Menteri Perekonomian Rafizi Ramli meyakini kebijakan kenaikan harga BBM baru bisa dilakukan pada pertengahan tahun 2025.
“Kami siap menghadapi situasi sulit di masa depan,” kata Rafizi dalam wawancara dengan Bloomberg yang disiarkan Senin (21/10/2024) pukul 11.00 waktu Hong Kong.
Dalam skenario booming minyak ini, bensin di Malaysia akan dijual dengan harga 2. Untuk bahan bakar yang tidak disubsidi, 15% negara tetangga terkaya akan membayar harga pasar. Sementara sebagian lainnya tetap menikmati harga subsidi seperti sekarang.
Kebijakan penghapusan subsidi diperkirakan menghemat 8 miliar ringgit (US$1,9 miliar) per tahun dalam pengeluaran pemerintah. Namun, pemerintah menyadari bahwa kenaikan harga bensin dapat menyebabkan kenaikan harga putaran kedua dan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.
Kenaikan harga pertama terjadi setelah pemerintah Malaysia menghapuskan subsidi solar tahun ini.
“Ini adalah keputusan sekali dalam satu generasi yang mempengaruhi kehidupan setiap orang.”
Penghapusan subsidi solar pada bulan Juni menyebabkan pemerintahan Anwar mengalami kerugian besar karena koalisi yang berkuasa kalah dalam pemilu sela, namun mengalami kekalahan dalam pemilu sela setelah koalisi mendapatkan kembali kepercayaan dari para pemiliknya. Meningkatnya harga bensin berarti besarnya risiko yang dihadapi pemerintahan Anwar. Pasalnu Ron 95 bensin menjadi andalan masyarakat.
“Harapan saya dan tanggung jawab kami di pemerintahan adalah memastikan bahwa kami memerintah dengan baik agar [pemerintahan] ini bisa bertahan lama,” kata Rafizi, sehari setelah Anwar mengumumkan rencana memecahkan rekor untuk membelanjakan uang publik guna meningkatkan perekonomian.
Menurut Rafizi, inflasi menjadi kekhawatiran terbesar pemerintah, meski hanya sebagian kecil masyarakat yang akan mengalami kenaikan harga Ron 95.
“Sifat perekonomian Malaysia adalah ketika ada tanda-tanda kenaikan harga minyak, Anda akan mulai melihat kenaikannya,” kata pria berusia 47 tahun yang merupakan seorang akuntan.
Menurutnya, jika terjadi kenaikan harga pada simulasi yang dilakukan, setidaknya diperlukan jangka waktu 12 bulan agar inflasi kembali stabil sekitar 2%.
Pemerintah memperkirakan inflasi akan berkisar antara 2% dan 3,5% pada tahun 2025 dan antara 1,5% dan 2,5% pada tahun 2024. Proyeksi 3,5%, menurut Rafizi, adalah “skenario terburuk” yang dapat dihindari negara jika hal ini terus berlanjut. menggunakan sistem harga dua tingkat untuk bensin.
Opsi lainnya adalah dengan mengubah harga Ron 95 seperti yang dilakukan pada solar sejak Juni 2024. Kebijakan yang diambil adalah memberikan bantuan tunai kepada masyarakat yang membutuhkan untuk mengurangi dampak kenaikan biaya. Namun mengingat hanya 60 persen pekerja Malaysia yang bekerja di sektor formal, bantuan mungkin tidak menjangkau semua orang.
Bagaimanapun, Anwar tidak bisa menunda tindakan yang direncanakan pemerintah tahun ini. Tingginya gaji dan beban pensiun pemerintah mendorongnya untuk mengumumkan pengeluaran tahunan terbesar Malaysia pada hari Jumat.
Untuk mengatasi biaya-biaya ini, ia berharap untuk mengurangi subsidi serta basis pajak yang lebih luas untuk mengurangi defisit fiskal menjadi 3,8% dari produk domestik bruto pada tahun depan (dari 4,3% pada tahun 2024). Pemerintah berjanji akan mengurangi defisit anggaran. 3.% PDB dalam jangka menengah.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel