Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Unilever Indonesia (UNVR) Benji Yap memutar otak untuk memikirkan beberapa strategi perbaikan setelah perusahaan kembali membukukan penurunan laba pada kuartal III 2024.
Pada periode Januari-September 2024, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membukukan laba Rp3 triliun atau turun 28,15% YoY. Ebitda pun turun 25,70% menjadi Rp 4,58 triliun pada akhir September.
Penurunan laba tersebut seiring dengan kinerja penjualan bersih yang mengalami koreksi sebesar 10,12% year-on-year (y-o-y) atau dari Rp30,5 triliun menjadi Rp27,41 triliun.
Benji Yap mengatakan, hasil kinerja keuangan tahun ini menunjukkan perseroan berada dalam situasi yang penuh tantangan. Pada saat yang sama, UNVR melihat langkah-langkah yang diperlukan sebagai harapan.
“Sementara kami terus beradaptasi dengan lanskap pasar yang terus berkembang pesat, kami tetap fokus untuk menghasilkan inovasi yang berkualitas dan konsisten bagi konsumen kami,” ujarnya dalam paparan publik yang digelar, Rabu (23/10/2024).
Ia menyatakan UNVR melakukan adaptasi mulai dari penyempurnaan berbagai produk konsumen hingga penguatan efisiensi operasional dengan perspektif jangka panjang.
Unilever menargetkan setidaknya empat fokus perbaikan yaitu kategori, saluran, biaya dan organisasi. Sedangkan untuk segmen kategori, perseroan akan memperkuat merek dan portofolio utama dengan merilis produk dalam format baru.
UNVR akan menerapkan transformasi di sisi saluran, termasuk distribusi perdagangan dan manajemen inventaris yang efisien. Perusahaan juga akan merestrukturisasi biaya untuk meningkatkan alokasi sumber daya.
Penerbit konsumen ini membantu memberdayakan organisasi menjadi lebih efisien dan akuntabel melalui transformasi berkelanjutan, termasuk perubahan di tingkat kepemimpinan.
Benji menyatakan, seluruh upaya tersebut akan dilaksanakan secara menyeluruh dan diharapkan terus berlanjut hingga semester I tahun 2025.
“Kami sedang mengupayakan perbaikan operasional yang akan berlangsung setidaknya hingga paruh pertama tahun depan. Kami sangat yakin ini adalah langkah yang tepat,” tutupnya.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya diserahkan kepada pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel