Bisnis.com, JAKARTA – Jargon mobil nasional (mobnas) datang dan pergi dari masa ke masa, mulai dari Timor pada masa Presiden kedua Soeharto, Esemka pada masa Presiden ketujuh Joko Widodo alias Jokowi, hingga kini Presiden 8 tahun Prabowo Subianto. tertarik untuk mempromosikan mobil Maung produksi PT Pindad (Persero).
Namun kenyataannya, hanya Timor yang pernah mempunyai situasi mobil nasional. Saat itu, Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1996 tentang Perkembangan Industri Otomotif Tanah Air.
Perintah tersebut mengarahkan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penanaman Modal/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk membangun industri otomotif tanah air.
Menurut sumber Bisnis, pada tahun 1996, Hutomo Mandala Putra atau yang dikenal dengan Tommy Suharto mulai memboyong mobil Timor kepada ayahnya, Soeharto, Presiden kedua Indonesia. Mobil tersebut diantar langsung ke Istana Negara beberapa tahun sebelum kepergian Soeharto.
Pada hari itu, Senin 26 Februari 1996, di Gedung Bin Graha Istana Negara Jakarta Pusat, Presiden Soeharto duduk di belakang kemudi salah satu mobil Timor yang dikendarai putra bungsunya, dengan senyum sopan di wajahnya.
Senin (27/2/1996), Soeharto menguji mobil Timor Polda Metro Jaya di Gedung Bina Graha, Istana Negara, Jakarta / Bisnis.com
Tommy Suharto melalui salah satu perusahaannya, PT Timor Putra Nasional, menggandeng Kia Motors Corp, perusahaan asal Korea Selatan. Proyek Mobnas Timor menjadi proyek populer Tommy Soeharto. Visinya untuk memperkenalkan mobil pedesaan dengan harga terjangkau diikuti dengan semangat.
Nah, untuk mewujudkan proyek ambisius tersebut, Tommy siap menyumbangkan sebagian sahamnya kepada Automobili Lamborghini Volkswagen (VW) Jerman. Pembangunan proyek mobil nasional di Timor (Mobnas) jelas membutuhkan dana besar, yakni 150 juta dollar AS.
Mobnas Timor diyakini menjadi sedan termurah di kelasnya. Harganya berkisar Rp 35 juta, dibandingkan mobil sejenis buatan Jepang yang dibanderol lebih dari Rp 70 juta.
Timor diluncurkan dalam dua kelas: Timor S-515 dan Timor S-515i SOHC. Masing-masing memiliki mesin dapur berkapasitas 1.500 meter kubik. Timor juga berencana mendatangkan kendaraan jenis Jeep berkapasitas 2.000 meter kubik.
“Pada tahun 1997, kami akan memproduksi sekitar 50.000 sedan dan jeep di pabrik kami di Chikampek, Jawa Barat,” kata Tommy yang hari itu menyerahkan sepuluh sedan Timor kepada Presiden Soeharto.
Menurut Tommy, pabrik perakitan di Chicamp dibangun dengan investasi awal US$ 260 juta. Total biaya pabrik diperkirakan mencapai 800 juta dolar AS. Sementara pabriknya dibangun, proses pembuatannya dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.
Sayangnya, pada bulan Maret 1998, proyek Mobnas Timor ditutup pada pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Laporan WTO menemukan bahwa program Mobnas Timor bersifat diskriminatif sehingga Indonesia harus mencabut undang-undang tersebut.
Demikian ditulis di surat kabar harian Bisnis Indonesia pada 18 Oktober 1996. Dalam laporan berjudul “Tommy: WTO Tidak Mempengaruhi Timor”, PT Timor Putra Nasional berharap perundingan WTO tetap dilanjutkan meski Indonesia kalah.
Saat itu, Tommy Suharto yang menjabat Direktur Utama PT Timor Putra Nasional menegaskan, jika Indonesia kalah di pertemuan WTO, bukan berarti aktivitas produksi mobil di Timor harus ditiadakan.
Pasalnya, pesaing Indonesia di WTO (dalam hal ini Jepang, Uni Eropa, dan Amerika Serikat) sangat prihatin dengan alasan pemerintah Indonesia mengeluarkan undang-undang yang melarang Mobnas.
“Ini lebih penting lagi dan akan dibahas dan diperdebatkan dengan perwakilan Indonesia di WTO. Apalagi Timor sudah menjadi aset negara dan saya sendiri hanya akan menjadi pemegang saham minoritas ketika PT Timor nanti go public,” ujarnya dilansir Harian Bisnis Indonesia. Yesemka bangkit dan duduk.
Selain itu, kehadiran Esemka juga turut merevitalisasi industri otomotif Indonesia. Mobil yang pertama kali diumumkan sebagai mobil karya anak bangsa ini menjadi salah satu proyek kebanggaan Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Djakowi), di depan Ibu Kota Negara (IKN) . kepulauan.
Esemka terakhir kali terdengar saat terlihat di ajang IIMS 2023 saat presentasi mobil listrik bernama Esemka Bima EV.
Kemunculannya langsung menjadi bukti bahwa mobil Yasemka itu ada, dan bukan “tak kasat mata” atau “mitos” – kata-kata yang kerap diolok-olok warganet terhadap Yasemka.
Mobil “Yasemka” disebut “tak kasat mata” karena jarang terlihat di lintasan. Menurut Bisnis, mobil Esemka jarang terlihat di jalanan Balali, Solo, dan kawasan pemukiman Surakarta lainnya.
Berdasarkan pemberitaan dari situs resmi esemkaindonesia.co.id, sekelompok orang yang mempunyai mimpi yang sama untuk menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia bisa dan mampu membuat mobil sendiri, menciptakan sebuah komunitas yang kemudian dikenal dengan nama Esemka.
Jika melihat sejarahnya, Esemka dimulai pada tahun 2007 dan pertama kali dikembangkan sebagai proyek pelatihan bagi siswa SMK di Solo. Kemudian, di bawah kepemimpinan Jokawi yang saat itu masih menjabat Wali Kota Solo, banyak didirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang turut menumbuhkan semangat masyarakat Esemko.
Presiden Joko Widodo meninjau mobil listrik Esemka pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, China (16/2). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Hasilnya adalah Esemka Rajawali yang kemudian digunakan Jokowi sebagai mobil dinasnya meski gagal uji performa dan emisi.
Seiring berjalannya waktu, Esemka berkembang menjadi organisasi industri dengan bentuk usaha perseroan terbatas bernama PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) yang 100% sahamnya dimiliki swasta dalam negeri.
Singkatnya, PT Solo Manufaktur Kreasi memiliki izin untuk memproduksi 8 jenis mobil berbeda. Namun warganet kerap membandingkan Esemka Bima EV dengan mobil buatan China, Shineray X30LEV.
Kini di penghujung masa jabatannya sebagai Presiden ketujuh RI, Jokowi – pendiri Esemka – terus meningkatkan investasi kendaraan listrik dan ekosistemnya. Tak hanya mobil listrik, proyek mercusuar Ibu Kota Negara (IKN) nusantara karya Jokowi juga semakin menenggelamkan “proyek” Esemka hingga hingga saat ini belum terdengar kabarnya. Asa Baru Maung Pindad
Tak hanya singgah di Esemka, Prabowo kerap memamerkan kendaraan “militer” bernama Maung produksi PT Pindad. Prabowo yang saat itu masih menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) juga menyebut Indonesia akan memproduksi mobil produksi dalam negeri.
Ia mengatakan, pabrik produksi di Indonesia akan memproduksi mobil dalam negeri Maung.
“Kami ingin semua pabrik produksinya ada di Indonesia, bukan dari luar negeri, kami ingin membuat mobil di Indonesia,” ujarnya saat acara Ucapan Selamat kepada Prabowo, Minggu (09/07/2023).
Baru-baru ini, Limousine Garuda MV3 Maung produksi PT Pindad (Persero) menarik perhatian masyarakat setelah digunakan pada pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subiant-Gibran Rakabuming Rak pada 20 Oktober 2024.
Prabowo mendorong liberalisasi industri Tanah Air di bidang otomotif sebagai upaya untuk melakukan pengembangan kendaraan teknis militer dan kendaraan sipil, mulai dari desain konsep hingga produksi massal.
Presiden Joko Widodo (kanan depan) dikemudikan Menteri Pertahanan Prabowo Subiant (kiri depan) didampingi Panglima TNI Dudung Abdurrahman (kanan belakang) dan Mensesneg Pratikno di dalam Kendaraan Taktis 4×4 Pindad Maung saat berkunjung ke PT Perindustrian. Pabrik pembuatan Kantor Pusat Angkatan Darat (Pindad), Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/9/2023). /JIBI/Bisnis/Rahman
Dilihat sekilas, Garuda memiliki bobot 2,95 ton, panjang sekitar 5,05 meter, lebar 2,06 meter, tinggi 1,87 meter, serta memiliki wheelbase panjang yang stabil dan lebar. Mobil ini mempunyai tenaga mesin sebesar 202 PS/199 HP, transmisi AT 8 percepatan dan memiliki kecepatan tertinggi 100 km/jam.
Dengan portofolio produsen produk proteksi dan keamanan, Pindad menjadikan keamanan mobil sebagai prioritas, menyediakan perlengkapan keamanan di seluruh area mobil, termasuk kombinasi senjata anti karang munisi. Bola NATO 7,62 x 51 mm dan kal. 5,56x45mm M193.
Berbeda dengan model sebelumnya, PT Pindad berencana merilis MV3 Maung yang sebelumnya digunakan Paus Fransiskus. Sedangkan PT Pindad memiliki kontrak pembelian 5.000 unit Maung MV3.
Wakil Menteri Keuangan Ibu Angita Abimanyu mengatakan Presiden Bapak Prabowo Subianto telah memerintahkan para menteri dan pejabat pemerintah untuk berhenti menggunakan mobil impor. Saat ini Menteri dan Anggita sendiri menggunakan Toyota Alphard.
Sebaliknya, para Wakil Menteri dan Eselon I akan menggunakan kendaraan produksi Pindad dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai pejabat pemerintah.
Minggu depan saya akan pakai mobil Pindad karena Pak Prabov bilang, minggu depan tidak ada mobil yang diangkut ke luar negeri untuk menteri dan eselon I. [mengambil Prabov], katanya dalam rapat terbuka Senat: puncak HUT ke-15. dan Sekolah Teknik Lustrum III UGM 2024, Senin (28/10/2024).
Anggito menjelaskan produknya 70% buatan Indonesia. Namun, Anggito tidak menyebutkan mobil menteri dan eselon Maung seperti apa yang akan saya gunakan ke depan.
Dalam beberapa waktu terakhir, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklarifikasi pernyataan Anggit yang menyebut pernyataan tersebut bukan dalam rangka perencanaan, melainkan untuk memberikan contoh pemanfaatan produksi dalam negeri untuk mendorong industri lokal.
Di tengah kegilaan tersebut, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) membeberkan beberapa permasalahan yang dihadapi Pindad terkait keuangan dan pengelolaan dana pensiun.
Temuan tersebut tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2021 – Semester I/2023 pada PT Pindad, anak perusahaan dan perusahaan terafiliasi lainnya.
LHP tersebut diserahkan langsung oleh Anggota VIII BPK/Kepala Pemeriksaan Keuangan Nasional VII Slamet Eddie Purnam kepada Direksi Pindad di Kantor Pusat BPK, Senin (21/10/2024).
Pemeriksaan menyeluruh (PDTT) dilakukan BPK di Pindad untuk memastikan perusahaan sebagai lembaga publik menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Pasal 33 ayat (2) dan (4) UUD 1945. Konstitusi.
Dari hasil pemeriksaan, BPK menemukan banyak permasalahan. Salah satunya adalah PT Pindad terbebani biaya ekonomi dan menghadapi kendala keuangan, kata Slamet merujuk pada informasi yang dibagikan di situs resmi BPK, China. 24/10/2024).
Selain itu, BPK juga menemukan beberapa persoalan lain seperti tidak diakuinya harta dan dana serta tidak dipatuhinya standar akuntansi negara (SAP). Tak hanya itu, penyidik pemerintah menilai penanganan dana pensiun Pindad tidak bijaksana, kurang bukti, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Menyikapi permasalahan tersebut, BPK merekomendasikan agar Dewan Komisaris Pindad memperkuat kontrol dan meminta Direksi membentuk kepengurusan yang kuat dan bertanggung jawab.
“BPK menilai temuan tersebut patut menjadi perhatian serius bagi manajemen PT Pindad, terutama terkait temuan terkait kesulitan keuangan, pengakuan aset, dan pengelolaan dana pensiun,” kata anggota VII BPK.
Meski demikian, BPK mengapresiasi langkah Pindad dalam melaksanakan rekomendasi sebelumnya. Dari 87 rekomendasi tersebut, tingkat implementasi yang disampaikan P Pindad mencapai 94,25%, melebihi target BPK sebesar 75%.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel