Pinjol Rajin Akuisisi Leasing, Begini Kata Pengamat

Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) di Indonesia terus berkembang pesat. Selain banyak melahirkan inovasi, organisasi bisnis ini juga berdedikasi untuk berekspansi ke sektor keuangan lainnya, seperti perbankan dan perkreditan. 

Baru-baru ini, PT Amartha Nusantara Raya mengumumkan rencana mengakuisisi PT Bosowa Multi Finance. Langkah ini melanjutkan operasi serupa yang telah muncul sebelumnya, seperti Kredivo yang kemudian berganti nama menjadi Kredivo Multifinance. Mirip dengan Akulaku Group yang memiliki Akulaku Finance. 

Amartha Nusantara Raya sendiri tercatat di website Amartha sebagai holding seluruh operasional Amartha. Sedangkan bisnis fintech P2P lending dipimpin oleh PT Amartha Mikro Fintek.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, pembelian yang semakin banyak terjadi menunjukkan konsolidasi dan integrasi di industri keuangan. Menurutnya, fintech lending P2P kini berpotensi menjadi holding company layanan fintech lainnya, termasuk banyak lembaga keuangan.

Huda menjelaskan, perusahaan fintech P2P lending bisa memanfaatkan karyanya untuk menciptakan Produk Sekarang Dibayar Nanti (BNPL), yang diperbolehkan dilakukan oleh banyak lembaga keuangan. 

“Fintech P2P lending bisa menjadi holding company bagi perusahaan fintech lain, termasuk banyak perusahaan jasa keuangan. Mereka bisa mengembangkan BNPL yang punya banyak izin lembaga keuangan,” kata Huda kepada Bisnis, Senin (28 Oktober 2024). 

Hal ini diperlukan untuk meningkatkan daya saing fintech dengan memperluas keragaman produk. Selain itu, Huda menambahkan, semakin banyak produk yang dimiliki suatu perusahaan fintech, maka semakin besar pula pangsa pasar yang bisa diraihnya. 

Selain itu, karakteristik nasabah bisnis P2P lending dan fintech BNPL juga hampir sama sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan ekspansi. 

“Semakin banyak produknya, semakin besar pasarnya. Selain itu, karakteristik pelanggan kedua industri fintech ini hampir sama,” ujarnya. 

Contohnya adalah Amartha, perusahaan P2P lending yang berpotensi mengembangkan produk keuangan BNPL. Huda juga memperkirakan konsolidasi ini akan meluas hingga mencakup lebih banyak institusi, termasuk bank digital. 

“Saya melihat perubahan ini semakin parah, dengan kemungkinan masuknya bank digital juga,” imbuhnya. 

Menurutnya, integrasi fintech dan bank digital akan menciptakan integrasi yang lebih baik, memperluas akses layanan keuangan dan mendukung pertumbuhan ekosistem keuangan digital di Indonesia.

Simak berita dan artikel lainnya di saluran Google News dan WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *