Pertanggungjawaban APBN Semakin Kredibel dan Transparan dalam 10 Tahun

Bisnis.com, JAKARTA – Siklus Anggaran, Pendapatan, dan Belanja pemerintah (APBN) merupakan suatu proses yang kompleks dan menyeluruh mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Tahapan akuntabilitas APBN berperan penting dalam menjelaskan kepada masyarakat pencapaian dan kinerja keuangan pemerintah sepanjang tahun.

Meninjau sejarah sepuluh tahun terakhir, akuntabilitas APBN yang dilaksanakan melalui laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) telah mengalami beragam dinamika dan transformasi. Hal ini merupakan bentuk upaya akuntabilitas pemerintah yang semakin kredibel, transparan, dan akuntabel. LKPP dapat menunjukkan kepada masyarakat capaian pemerintah dalam bidang keuangan, serta membuktikan bahwa APBN ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akuntansi akrual

Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, andal, dan terkini sehingga informasi dalam laporan keuangan bermanfaat. Selain itu, pendekatan yang sama dalam mengidentifikasi dan mengukur transaksi keuangan akan memberikan informasi yang sama.

Gambar 1. Sampul depan Laporan Keuangan Pemeriksaan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2023.

Untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Keuangan Publik, Pemerintah menerbitkan Peraturan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) (G.R.) No. 71 Tahun 2010. Ketentuan ini menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 yang mengatur SAP berbasis cash accrual basis (CTA). Dengan keluarnya PP ini, pemerintah Indonesia memiliki kerangka untuk menerapkan akuntansi akrual.

Penggunaan akuntansi akrual diyakini lebih mencerminkan kinerja keuangan pemerintah karena tidak hanya mencatat transaksi keuangan berdasarkan arus kas saja. Seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik yang berupa hak maupun kewajiban, dapat dicatat, disajikan, dan diungkapkan dengan baik dalam LKPP.

Tahun 2015 merupakan tahun pertama diterapkannya akuntansi akrual secara penuh dan penyusunan laporan keuangan akrual bagi seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) yang kemudian dilebur ke dalam LKPP. Pengenalan akuntansi akrual pada tahun 2015 merupakan momen penting bagi Indonesia untuk memasuki fase baru pelaporan keuangan pemerintah. LKPP tahun 2015 merupakan tonggak penting untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik. Perkembangan kesimpulan LKPP

Penyusunan laporan keuangan pemerintah dimulai pada tahun 2005 dengan penyusunan LKPP tahun 2004. Pada tahun-tahun awal, pemerintah masih berjuang untuk menyiapkan neraca pembukaan yang andal, termasuk menelusuri aset milik negara (GBN), memantau rekening pemerintah, dan meningkatkan kekayaan. . pengelolaan administrasi pengeluaran dan penerimaan negara. Meski berbagai upaya dilakukan, meski terdapat keterbatasan, dalam lima tahun pertama penyusunan LKPP (LKPP tahun 2004 hingga 2008), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan penolakan.

Kesimpulan BPC mulai menunjukkan perbaikan pada LCPP 2009, dimana Pemerintah menerima Derogasi Wajar dengan Pengecualian (WDP). Peningkatan kualitas opini ini tidak lepas dari berbagai upaya pemerintah melalui penyempurnaan regulasi, kebijakan, dan aplikasi yang digunakan. Pada periode 2010 sampai dengan. Tahun 2015 Pemerintah menyiapkan infrastruktur untuk mencapai dua tujuan, yaitu penyelenggaraan LKPP dengan akrual dan penerimaan kesimpulan wajar tanpa pengecualian (WTP).

Sistem informasi dan regulasi terkait implementasi SAP berbasis akrual memegang peranan penting dalam upaya mencapai kedua tujuan tersebut. Pada saat itu digunakan beberapa sistem informasi seperti Sistem Kas Negara dan Anggaran (SPAN), Modul Penerimaan Negara (MPN) dan Sistem Akuntansi Badan Berbasis Akrual (SAIBA). Dari sisi regulasi, pemerintah sedang menyiapkan regulasi yang merinci penerapan SAP berbasis akrual, mulai dari kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi hingga penerbitan petunjuk teknis.

Gambar 2. Lokakarya Nasional (Rakernas) Akuntansi Publik dan Pelaporan Keuangan tahun 2016 yang juga pertama kali mendapatkan opini WTP dari BPK (20 September 2016).

Terkait LCP 2016, pemerintah akhirnya mendapat opini GP dari Direksi untuk pertama kalinya. Capaian tersebut mampu dipertahankan selama delapan tahun berturut-turut hingga LKPP 2023. Upaya menjaga opini soal WTP

Mempertahankan opini WTP selama delapan tahun berturut-turut tidaklah mudah. Tugas yang dihadapi Pemerintah setiap tahunnya selalu berbeda-beda dan memerlukan upaya yang tidak sedikit. Dalam LKPZ 2018, Pemerintah seharusnya menjelaskan proses revaluasi yang mengakibatkan peningkatan aset tetap Pemerintah secara signifikan. Hasil revaluasi aset pada LKPZ 2019 dapat diterima oleh Direksi, dengan peningkatan aset tetap dari Rp 1.931,05 triliun menjadi Rp 5.949,60 triliun.

Akibat tindakan darurat yang dilakukan untuk melindungi perekonomian nasional di tengah ancaman pandemi Covid-19, pemerintah harus bertanggung jawab terhadap Program Pengendalian Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang total pelaksanaannya mencapai 1.627,23 triliun . tiga tahun Rupiah (data LCPP tahun 2020, 2021 dan 2022). Semua tantangan tersebut tidak hanya terkait dengan perlunya mendorong suara WTP, namun juga memastikan akuntabilitas setiap program yang dilaksanakan secara kredibel, transparan, dan akuntabel.

Gambar 3. Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2023 dari BOD RI kepada DPR RI (8 Juli 2024)

Peningkatan kualitas LKPP juga tidak lepas dari langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah, seperti perbaikan sistem dan prosedur pelaksanaan APBN, penyempurnaan aturan, kebijakan dan petunjuk teknis akuntansi, peningkatan kualitas pembangunan. Sistem Akuntansi Institusi (SAI). ), juga berupa pemantauan berkala terhadap pelaksanaan rekomendasi Direksi. Pemerintah juga aktif mengkoordinasikan pelaksanaannya dan secara berkala memantau pelaksanaan rekomendasi Direksi. Menurut Direksi, pada semester kedua tahun 2023, Pemerintah telah melaksanakan 987 rekomendasi atau 96,56% sejak tahun 2004 hingga tahun 2022.

Pelaporan anggaran tahunan ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Pertanggungjawaban APBN (UU P2 APBN). Undang-undang ini disusun melalui mekanisme perdebatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bersama Pemerintah, DPR memberikan rekomendasi yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, selain melaksanakan rekomendasi Direksi, Pemerintah juga terlibat dalam melaksanakan seluruh rekomendasi DPR yang tertuang dalam APBN UU R2.

Gambar 4. Pengambilan Keputusan RUU “Tentang Tanggung Jawab Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (P2 APBN) Tahun Anggaran 2023 pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 3 September 2024)

Terkait aturan, perbaikan dilakukan setiap tahun untuk mengambil berbagai rekomendasi dan beradaptasi dengan perubahan proses bisnis. Pada tahun 2023 akan dilakukan penambahan beberapa regulasi antara lain melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang perubahan kebijakan akuntansi pemerintah pusat, PMK tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan transaksi khusus, serta PMK tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pusat. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas data, menjaga akuntabilitas dan transparansi LKPP, serta memperkirakan risiko audit pada periode berikutnya.

Pemerintah juga terus mengembangkan dan menyempurnakan aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan dan akuntabilitas APBN. Upaya utama peningkatan teknis penyiapan LKPP yang dilakukan pemerintah pusat dalam sepuluh tahun terakhir antara lain: Pengenalan rekonsiliasi dan konsolidasi data keuangan departemen (penyusunan laporan keuangan kementerian/lembaga atau LKKL), secara otomatis melalui E -Sistem Rekon&LK pada tahun 2016. Pada tahun tersebut juga dimulai uji coba Sistem Aplikasi Badan Keuangan (SAKTI) sebagai alat pengelolaan keuangan instansi yang mencakup tahap perencanaan pelaporan anggaran. SAKTI mengintegrasikan seluruh aplikasi agen yang digunakan sebelumnya. Selain itu, SAKTI menerapkan konsep database tunggal. Dengan menggunakan SAKTI, seluruh transaksi dengan organisasi akuntansi dan pelaporan dilakukan secara elektronik.

Inovasi strategis dilakukan pemerintah dengan mengembangkan aplikasi SPAN-LKPP terintegrasi pada tahun 2018, yang digunakan untuk mendukung proses konsolidasi dan mempersiapkan LKPP dengan lebih baik. Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal dan efektif menjadikan LCP lebih akurat, bertanggung jawab, dan berkualitas.

Pada tahun 2019, penerapan aplikasi pengelolaan keuangan dan peluncuran aplikasi Mobile Online Standard Chart of Accounts (BAS). Lampiran ini memuat daftar kodifikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan pemerintah.

Penerapan SAKTI dan Pemantauan SAKTI (MonSAKTI) di seluruh instansi. Pada TA 2022, seluruh instansi K/L akan memanfaatkan sepenuhnya aplikasi SAKTI sebagai sistem yang mengintegrasikan proses perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan APBN dan pertanggungjawaban antar instansi pemerintah. Pendapat WTP: apa selanjutnya?

Grafik 1. Jalur Opini Publik Menuju WTP

Mempertahankan perolehan suara WTP memerlukan upaya yang signifikan setiap tahunnya, namun pemerintah juga ingin terus menjadikan APBN lebih kredibel, transparan, dan akuntabel. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengintegrasikan pelaporan kinerja dengan pelaporan keuangan sebagai upaya meningkatkan kualitas akuntabilitas APBN.

Pengintegrasian pelaporan kinerja anggaran dengan pelaporan keuangan dilakukan berdasarkan hasil setiap program atau kegiatan yang direncanakan lembaga. Itu sebabnya seluruh hasilnya dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil program yang direncanakan.

Selain itu, LKPP tidak hanya bertanggung jawab secara finansial, namun juga dapat menjadi alat bagi pemerintah untuk mengevaluasi program yang dilaksanakan dan menjadi landasan dalam pengembangan kebijakan di masa depan.

Saya berharap upaya akuntabilitas APBN yang semakin kredibel, transparan dan akuntabel dapat membuktikan bahwa APBN benar-benar ada di tangan rakyat dan juga merupakan instrumen pemerintah yang mewujudkan masyarakat Indonesia sejahtera, adil dan makmur. bangsa.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *