Bisnis.com, JAKARTA – PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Eurofa Capital Investment Inc. dan Silvery Moon Investment Ltd. atau akan mengubah utang SMIL menjadi ekuitas. Eurofa dan SMIL akan memiliki saham minoritas di BNBR.
Berdasarkan prospektus, Eurofa merupakan perusahaan investasi yang berkantor di British Virgin Islands. Perlu dicatat bahwa Eurofa dikendalikan oleh Sansi Investment Holding Ltd.
BNBR sendiri awalnya berhutang budi kepada Eurofa setelah menerbitkan obligasi ekuitas senilai $109,0 juta pada bulan Desember 2010. Hutang tersebut jatuh tempo pada tanggal 16 Desember 2015. BNBR kemudian membayar biaya awal sebesar $6,4 juta.
Selanjutnya, pada tanggal 25 Juni 2014, Eurofa mengalihkan sebagian utangnya kepada Ecoline Investment Limited sebesar USD 6 juta. Selanjutnya, pada 22 Agustus 2022, Eurofa mengalihkan sebagian utangnya kepada Golden Glades Limited sebesar USD 53 juta. Namun, BNBR masih berhutang Euro 50 juta dolar.
Sedangkan SMIL juga merupakan perusahaan investasi. SMIL terdaftar memiliki kantor di Republik Kepulauan Marshall. SMIL dikendalikan oleh Lee Chi Kuen, juga dikenal sebagai Li Zijuan.
SMIL juga tercatat sebagai pemegang saham anak perusahaan BNBR yaitu PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) dengan 6,24% saham.
Di SMIL, BNBR awalnya berhutang budi kepada Golden Glades Limited. Selanjutnya pada 30 September 2022, Golden Glades Limited mengalihkan utangnya kepada SMIL sebesar USD 30,5 juta atau setara Rp 465,1 juta.
Sehubungan dengan pengalihan tersebut, pada tanggal 30 September 2022, BNBR mengadakan perjanjian pengakuan utang dengan SMIL yang akan berakhir pada tanggal 30 September 2023.
Pada tanggal 29 September 2023, BNBR dan SMIL juga menandatangani addendum perjanjian pengakuan piutang, dimana utang BNBR kepada SMIL dikonversi menjadi senilai Rp 465,1 miliar rupiah.
Baik di Eurofa maupun SMIL, BNBR saat ini memiliki utang sebesar Rp 855 miliar. BNBR selanjutnya akan melunasi utang kedua kreditur tersebut dengan mengkonversinya menjadi saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, konversi utang menjadi ekuitas dilakukan melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau dikenal dengan private penempatan.
Pelaksanaan PMTHMETD konversi saham akan dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST) bulan depan pada tanggal 28 November 2024 setelah mendapat persetujuan pemegang saham.
Dengan harga konversi Rp 64 per saham, emiten akan memiliki saham biasa Seri E sebanyak 7,7% dari modal ditempatkan dan disetor, setelah PMTHMETD selesai.
Eurofa akan memiliki 11,710 juta (11,718,750,000) saham BNBR atau 6,76%. Sedangkan SMIL memiliki 1.640 juta (1.640.625.000) saham BNBR atau 0,94%.
Roy Hendrajanto, Chief Financial Officer M. Sakti Bakrie & Brothers, mengatakan private penempatan untuk mengkonversi BNBR menjadi utang akan menjadi tahap akhir dalam memperbaiki posisi keuangan perseroan.
“Saat ini private penempatan utang konversi ini menjadi agenda terakhir perseroan, karena dengan selesainya restrukturisasi utang ini, BNBR tidak lagi memiliki kewajiban jangka panjang yang bersifat material,” kata Roy dalam tulisannya beberapa waktu lalu.
Menurut dia, BNBR sudah menjalani proses restrukturisasi selama beberapa tahun. Sebelumnya, BNBR juga menjalani kuasi reorganisasi perusahaan efektif 22 Agustus 2024.
Saat ini, menurutnya, neraca perusahaan jauh lebih ringan dan sehat. BNBR mencatatkan penurunan liabilitas sebesar 84,46% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp 2,75 triliun pada 3Q2024.
Sementara itu, BNBR membukukan laba bersih sebesar Rp636,27 miliar pada kuartal III-2024, tumbuh secara year-on-year sebesar 416,76% dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp123,12 miliar.
Meski demikian, BNBR melaporkan penurunan laba bersih sebesar 11,58% year-on-year menjadi Rp 2,72 triliun pada 3Q2024.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel