Bisnis.com, Jakarta – Olah raga memang sangat penting bagi kesehatan, namun terlalu banyak berolahraga dapat menimbulkan masalah bagi tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui waktu yang tepat untuk berolahraga dan seberapa banyak orang sebaiknya berolahraga.

Orang yang berolahraga secara aktif sering kali menganggap aktivitas fisik olahraga menyenangkan dan bermanfaat, namun meningkatkan frekuensi dan intensitas olahraga justru bisa lebih merugikan daripada menguntungkan. Dilansir Ithinhealth, Sabtu (2/11/2024), dampak olahraga berlebihan adalah sebagai berikut: 1. Otot tegang dan nyeri.

Olahraga berlebihan dapat menyebabkan ketegangan otot dan nyeri. Jika dilakukan terus menerus dapat mengakibatkan cedera tulang dan otot, seperti patah tulang, patah anggota badan dan persendian. 2. Kurangnya energi

Jenis olahraga yang memerlukan banyak gerakan, seperti latihan kekuatan dan angkat beban, memerlukan bahan bakar yang cukup untuk menunjang kinerja tubuh. Namun, banyak orang mengikuti pola olahraga tertentu sambil membatasi asupan kalori dan mengontrol aktivitas fisik. Ini mempengaruhi tubuh dengan menggunakan energi yang tersimpan dalam tubuh.

Jika cadangan energi tubuh terus menerus digunakan tanpa memberikan energi yang cukup bagi tubuh, maka penderitanya berisiko mengalami malnutrisi dan anemia. Selain itu, kekurangan energi dapat menyebabkan lemahnya kekebalan tubuh, kelelahan, dan masalah reproduksi seperti infertilitas dan menstruasi tidak teratur. 3. Penurunan kinerja

Olahraga dapat menghasilkan kinerja yang optimal, namun terlalu banyak berolahraga justru dapat menyebabkan kinerja menurun atau bahkan menjadi kurang optimal. Hal ini dapat bermanifestasi dengan berkurangnya daya tahan, kekuatan, kelincahan dan kecepatan, sehingga sulit mencapai tujuan atletik. 4. Perubahan berat badan dan nafsu makan

Olahraga teratur merangsang nafsu makan karena tubuh membutuhkan bahan bakar untuk memperbaiki dan memulihkan diri setelah berolahraga. Namun, jika Anda berolahraga terlalu banyak, hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, termasuk rendahnya kadar kortisol dan rendahnya kadar testosteron, yang dapat menyebabkan gejala kelaparan, perubahan berat badan, dan penyebab hilangnya otot 

Tak hanya terlalu banyak berolahraga, kurang berolahraga juga bisa memberikan dampak yang cukup besar bagi tubuh, seperti radang sendi parah, sesak napas, perubahan suasana hati, kelelahan, metabolisme lambat, sakit punggung, bahkan hingga mudah lupa. Oleh karena itu, latihan harus dilakukan dengan benar dan pada area yang sesuai. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan jumlah olahraga yang ideal adalah 150 menit per minggu. Kali ini dapat dibagi menjadi 5 sesi 30 menit per minggu atau 75 menit olahraga berat per minggu. 

1. Laporan dari Health Network, jalan cepat selama 30 menit setiap hari (5 hari dalam seminggu) dan tambahkan 2 hari untuk latihan kekuatan. Contohnya termasuk angkat beban dan latihan beban tubuh seperti squat, push-up, sit-up, dan plank.

2. Joging atau jogging selama 25 menit (3 hari dalam seminggu) dan ditambah dua hari latihan kekuatan.

3. Gabungkan latihan kekuatan sedang dan berat 2 hari atau lebih dalam seminggu. Misalnya, lakukan interval jalan kaki dan lari selama 30 menit serta latihan kekuatan selama 2 hari. 

Selama seminggu, olahraga juga dapat dikombinasikan dengan latihan seperti keseimbangan (tai chi), kardio (bersepeda, jogging, berenang), fleksibilitas (yoga) dan latihan kekuatan (angkat beban).

Berolahraga setiap hari boleh saja asalkan tidak memaksakan diri. Dalam hal ini, setidaknya diperlukan satu atau dua hari istirahat agar tubuh dapat pulih. (Jesslyn Samantha Romeris Lombantubing)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *