Disentil Bahlil, Adaro (ADRO) Janji Tuntaskan Tugas Hilirisasi Batu Bara

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berjanji akan melakukan hilirisasi batu bara. Pihak perusahaan bahkan mengaku telah melakukan riset untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Hal itu diutarakan CEO ADRO Garibaldi Thohir atau Boy Thohir usai dilantik menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Hilil Lahadalia.

Sindiran Bahlil saat Sidang Promosi Terbuka Kajian Strategis dan Global di Universitas Indonesia (UI), Rabu (16/10/2024). Disertasi Bahlil berjudul ‘Kebijakan Kelembagaan dan Tata Kelola Pertambangan Nikel yang Adil dan Berkelanjutan di Indonesia’.

Dalam sambutannya, Hilil mengucapkan terima kasih kepada anak Tohir yang telah meluangkan waktunya. Lebih lanjut, Bahlil juga menagih janji ADRO untuk melaksanakan pembongkaran batu bara tersebut.

“Pak Boy Thohir, saya harap dengan hilirisasi ini Adaro harus melakukan hilirisasi. Karena di hilir masih ada utang,” kata Bahlil.

Ia juga mewanti-wanti para pemegang hak pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) untuk disiplin. Hal ini untuk mendorong hilirisasi.

“Iya, hampir semua PKP2B akan diurutkan, sehingga hilirisasi ilmu bisa terwujud,” ujarnya.

Saat ditemui usai acara, Boy Thohir berjanji akan menurunkan batu bara tersebut. Selain itu, merupakan kewajiban PKP2B.

Insya Allah tugas kita untuk mengurangi batu bara. Nanti banyak yang bisa dijadikan pupuk, batu bara jadi cair, batu bara jadi gas, kata Boy.

Diakuinya, ADRO saat ini sedang melakukan penelitian untuk mengubah batu bara menjadi pupuk. Menurut dia, kebutuhan pupuk juga tinggi. Boye mengatakan pupuk dibutuhkan terutama di negara-negara Timur Tengah. Alasannya, negara tersebut memiliki lahan kering.

Selain itu, Boye juga mengatakan pengurangan batu bara bisa diarahkan untuk kebutuhan listrik.

“Karena nilai tambah batu bara itu nilai kalorinya, yang terpenting. Jadi batu bara jadi listrik, tapi di hilirnya kita buat proses-proses lain, batu bara jadi cair, batu bara jadi kimia,” jelasnya.

Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian ESDM, Adaro merupakan salah satu perusahaan yang berencana mengembangkan gasifikasi batubara untuk DME.

Adaro merencanakan proyek hilirnya akan memproduksi 2 juta ton metanol per tahun dan 1,34 juta ton DME per tahun. Produksi dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2026. Nilai investasi diperkirakan mencapai $2,61 miliar untuk metanol dan $2,83 miliar untuk DME.

Lebih lanjut, Kementerian ESDM menyampaikan proyek Adaro DME ditangguhkan karena masih mencari mitra.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *