Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya PTPP melaporkan pendapatan sebesar Rp 77,45 miliar pada kuartal III 2024. Capaian tersebut turun 57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 180,12 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian akhir September 2024, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan anak perusahaannya meraih pendapatan operasional sebesar Rp 14 triliun atau tumbuh 14,54% year-on-year.

Pendapatan usaha perseroan ditopang oleh segmen jasa konstruksi yang menyumbang Rp11,69 miliar, EPC sekitar Rp1,33 miliar, serta properti dan real estate yang mencapai Rp503,6 miliar pada 9 bulan pertama tahun ini.

Namun seiring meningkatnya pendapatan operasional, belanja modal PTPP juga meningkat sebesar 17,55% year-on-year (YoY) atau menjadi Rp12,34 triliun dari posisi Rp10,5 triliun pada kuartal III-2023.

Hal ini memberikan pendapatan yang kuat bagi perseroan sebesar Rp1,65 triliun pada Januari-September 2024, meningkat 3,79% dibandingkan Rp1,71 triliun pada tahun lalu.

Laba kotor PTPP dipengaruhi oleh beberapa biaya, antara lain biaya pendanaan yang meningkat 37,16% year-on-year menjadi Rp1,08 triliun, dan biaya operasional yang meningkat Rp594,29 miliar atau 6,33% year-on-year.

Alhasil, perseroan berhasil mengumpulkan laba sebelum pajak sebesar Rp 100,52 miliar atau turun 55,16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemudian, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, PTPP meraup laba tahunan sebesar Rp 77,45 miliar pada kuartal III 2024.

Dari sisi neraca fiskal, PTPP tercatat sebesar Rp57,91 triliun pada akhir September 2024 atau meningkat 2,45% year-to-date (YtD). Liabilitas juga meningkat 3,20% YtD menjadi Rp 42,7 triliun, sedangkan ekuitas meningkat 0,42% YtD menjadi Rp 15,2 triliun.

Arus kas reguler perseroan mencapai Rp3,06 triliun pada akhir September 2024, meningkat 3,84% year-on-year dari posisi sebelumnya sebesar Rp2,95 triliun. 

ETO menang dengan cepat

Perkembangan lainnya, pemerintahan PTPP siap menargetkan jumlah kontrak baru dari Quick Win Plan 2025 yang diajukan oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Quick Win Plan adalah langkah inovatif yang mudah dan cepat untuk dicapai dalam waktu satu tahun. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, total dana yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp 121 triliun.

Anggaran tersebut kemudian akan disalurkan ke tujuh program prioritas Prabowo-Gibran, dua di antaranya meliputi infrastruktur kompleks, yakni pembangunan rumah sakit lengkap di daerah senilai Rp 1,8 miliar dan renovasi sekolah Rp 20 miliar.

Joko Raharjo, Sekretaris Perusahaan PTPP, mengatakan pihaknya sudah berpengalaman bekerja sesuai standar nasional dan internasional di proyek pemerintah maupun rumah sakit swasta.

Pengalaman-pengalaman tersebut menjadi salah satu keunggulan kompetitif PTPP dalam menerima dan mengerjakan proyek di masa depan, kata Joko saat dihubungi Bisnis belum lama ini.

Portofolio PTPP mencakup operasional rumah sakit antara lain RS Ben Mboi Kupang, UPT RS Vertikal Makassar, RS Dharmais Jakarta, dan RS Hasan Sadikin di Jawa Barat.

Joko menjelaskan, saat ini BUMN Karya penyedia sedang mengerjakan proyek rumah sakit seperti RS Internasional Bali, RS MERR Surabaya, RS Adhyaksa Mojokerto, dan RS Pusat Otak Nasional (PON).

“Jika kita menganggap pembangunan rumah sakit sebagai salah satu program quick win tahun 2025, maka pekerjaan rumah sakit sudah pasti menjadi salah satu produk yang dimenangkan oleh PTPP,” ujarnya.

________________

 

Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *