Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku belum menerima instruksi rinci dan spesifik dari Presiden Prabowo Subiant terkait peluncuran bahan bakar rendah sulfur.

Bahlil kembali dilantik menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Senin (21/10/2024) pagi tadi. Ia mengatakan, saat ini Prabowo baru menjelaskan secara keseluruhan rencana penurunan kandungan sulfur pada bahan bakar Pertalite dan Pertamax.

“Jadi arahan umumnya sudah ada, tapi detailnya saya perlu diskusikan dengan Presiden,” kata Bahlil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jakarta.

Saat ini terdapat rencana untuk mengurangi kandungan sulfur pada Pertalite dan Pertamax karena keduanya tidak memenuhi standar Euro 4.

Namun, pelepasan bahan bakar rendah sulfur secara serentak di dalam negeri tidak dapat tercapai mengingat keandalan pasokan dari kilang Pertamina.

Bahlil juga belum bisa berkomentar mengenai rencana Prabowo mengubah program subsidi BBM menjadi bantuan keuangan langsung (BLT).

Bahlil mengatakan, pemerintah kini tengah menyusun mekanisme penyaluran subsidi BBM yang tepat sasaran.

“Kami mencari cara yang efisien dan akurat agar propelan sesuai target,” kata Bahlil.

Pembicaraan mengenai revisi kriteria subsidi BBM nampaknya berjalan bolak-balik. Awalnya, batasan pengeluaran bagi mereka yang berhak membeli Pertalite dan Solar akan diterapkan pada pertengahan Agustus 2024.

Seiring waktu, proyek ini tidak dilaksanakan. Pemerintah sebelumnya mengusulkan untuk memberlakukan pembatasan pada bulan September, kemudian membiarkannya hingga 1 Oktober 2024. Namun pidato tersebut tidak terlaksana.

Dalam pidato pertamanya, Bahlil mengatakan kebijakan pembatasan pembelian BBM bersubsidi tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Ia mengatakan, pemerintah terus memantau dampak pembatasan tersebut terhadap komunitas minoritas. Agaknya, bahan bakar preferensial tersebut akan dikonsumsi oleh kelompok ekonomi.

Bahlil tidak menyukai rencana pembatasan subsidi bahan bakar karena hanya akan merugikan segelintir orang.

“Saat ini kami sedang menyelesaikan aturannya. Kita tidak bisa terburu-buru. Karena kita perlu melihat hasilnya ketika diterapkan di tingkat perikanan dan peternakan,” kata Bahlil usai menghadiri acara Puncak HUT Pertambangan dan Energi ke-79 di Jakarta, Jumat. . (10.10.2024).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *