Kebijakan Harga Minyak dan Gas Era Pemerintahan Prabowo, Menteri Bahlil Ungkap Dua Opsi Skema Subsidi

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pemerintah tengah menyiapkan dua opsi subsidi BBM yang bisa dilakukan. Sistem subsidi baru memungkinkan bahan bakar dipasarkan dengan harga terjangkau. 

Kedua opsi ini muncul sebagai rekomendasi tim peneliti yang dipimpin Bahlil.

Bahlil mengatakan pemerintah kini memiliki dua opsi distribusi BBM yang sedang dijajaki. Pertama, penyaluran langsung kepada masyarakat dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). Dengan ide ini, BBM akan dipasarkan dengan harga pasar, namun masyarakat miskin akan membelinya dengan harga pasar ditambah uang BLT. 

Kedua, sistem penggabungan BLT dan hibah terbuka yang ada saat ini. Artinya pada opsi kedua, harga BBM dinaikkan, namun tetap ada subsidi, kemudian kenaikan tersebut dikompensasikan melalui BLT.

“Jadi dalam konteks itu [kepastian sistem subsidi], rapat pertama akan kita mulai besok. Faktanya, kami terus-menerus melakukan pertemuan untuk mencari rumusan,” kata Bahlil pada konferensi pers yang membahas quick win kementerian. Usulan rencana sektor perekonomian di Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Bahlil mengatakan kedua opsi tersebut masih dalam pembahasan dan akan dibahas dalam dua minggu ke depan. “Jadi kita tinggal menunggu waktu dua minggu yang diberikan presiden [Prabovo Subianto]. Jadi kami akan menyelesaikannya dalam waktu dua minggu,” ujarnya.

Bahlil mengatakan, pemerintah saat ini mengalokasikan dana subsidi energi sebesar Rp435 triliun yang terdiri dari subsidi BBM, LPG, dan listrik. Namun, Bahlil melihat penyaluran dana hibah dengan nilai besar masih belum tepat sasaran.

Bahlil yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, subsidi energi harus diberikan kepada mereka yang berhak. Namun kenyataannya, subsidi energi masih menguntungkan kelompok elit.

Ia mengatakan, penyaluran subsidi energi yang jaraknya dekat juga menjadi rujukan Prabowo kepadanya.

“Kami melihat adanya kemungkinan tidak tepat sasarannya subsidi BBM dan listrik. Tujuan pemberian subsidi adalah untuk memberikan subsidi kepada warga yang berhak,” kata Bahlil.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Prabowo ingin mengubah sistem penyaluran subsidi energi dari berbasis produk menjadi menyasar penerima. 

Hassan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, menjelaskan, Prabowo menggelar pertemuan bersama beberapa menteri dan kepala lembaga untuk membahas subsidi energi.

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo meminta menteri dan pimpinan lembaga mempertajam cara pemberian hibah agar lebih fokus pada penerima dan pencairannya. Hassan juga memastikan ke depan skema subsidi akan mengalir langsung ke masyarakat penerima manfaat. 

“Iya, sekarang kita pertajam datanya agar penerimanya benar. Jadi tidak ada lagi subsidi yang menyesatkan. Jadi mereka tepat sasaran, subsidi diberikan kepada masyarakat,” kata Hassan saat menjabat sebagai presiden. Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *