By admin 
Bisnis.com, JAKARTA – Tak hanya menggelar pameran, Pertamina melalui Small Medium Enterprises Fair (SMEXPO) 2024 menawarkan ide bisnis teh yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan melalui inovasi produk dan strategi perluasan pasar.
Acara SMEXPO 2024 bertema “Locals Get Loud” diselenggarakan oleh PT Pertamina (Persero) dan digelar di Grand Atrium, Mall Kota Casablanca, Jakarta Selatan pada 22-27 Oktober 2024.
Berawal dari kecintaan terhadap teh, pendiri Hawila Gourmet Tea, Neysa Valeria, menuangkannya dalam produksi teh berkualitas yang memadukan inovasi dan berbagai tradisi Indonesia.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat hambatan akses pasar akibat rendahnya konsumsi teh per kapita. Upaya memadukan inovasi dan tradisi masyarakat merupakan salah satu strategi untuk membuka akses pasar pada segmen konsumsi teh yang selama ini belum terjangkau.
“Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar ketujuh di dunia, namun dari segi konsumsi per kapita kita berada di peringkat ke-22, cukup rendah jika dibandingkan dengan jumlah teh yang diproduksi Indonesia,” kata Neysa di SMEXPO 2024, Kamis (24 /10) /2024).
Ia menemukan masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi sekitar 350 gram teh per kapita per hari. Sedangkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi teh di Indonesia mencapai 122.700 ton pada tahun 2023.
Dengan potensi yang besar tersebut, sayangnya Indonesia belum melakukan upaya untuk memperkenalkan berbagai produk teh unik ke kancah dunia. Teh Indonesia masih sedikit dikenal dibandingkan teh asal India, Sri Lanka, China, Vietnam, dan Thailand.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi Neysa saat pertama kali membangun Havilah Gourmet Tea pada tahun 2014. Pertama, pengadaan bahan baku dengan kualitas tertentu yang masih menjadi tantangan.
“Saat itu tantangan kami juga kesiapan pasar. Ketiga, adanya persepsi dan apresiasi pasar, artinya saat itu teh premium belum banyak diketahui masyarakat, jelasnya.
Tantangan keempat adalah keberlanjutan dan kesejahteraan petani, dan tantangan kelima adalah fluktuasi harga dan biaya produksi. Di sisi lain, bisnis teh menghadapi sejumlah persepsi pasar yang terbatas. Teh seringkali dianggap sebagai minuman yang mudah dan murah, kuno, tidak menarik, bahkan minuman orang kuno.
“Pasar belum siap, jadi apa yang harus kita lakukan?” Artinya kita harus membentuk pasar itu sendiri. Caranya adalah melalui pendidikan. “Kita harus mendidik, kita harus menyebarkan berita, berbagi bagaimana orang lain memahami teh,” katanya.
Selain pendidikan, Neysa juga menyasar pasar ritel spesialis yakni perhotelan dan food and Beverage (F&B). Havilah memulai dengan memasok teh ke hotel, kafe, dan restoran terpilih untuk membentuk komunitas.
“Hal berikutnya adalah strategi kami untuk mencoba terlihat. Menciptakan visibilitas melalui berbagai titik kontak. “Jadi ada touch point yang berbeda-beda, terutama online, karena kita kebanyakan online,” tambahnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menciptakan produk yang menonjol namun dapat diterima oleh konsumen. Umumnya masyarakat lebih mengenal kopi, Havilah membuat olahan teh dan kopi bernama Caramel Toffee.
Produk ini merupakan kombinasi teh hitam, biji kopi Geulis Sunda, karamel, vanilla, calendula dan saffron. Perpaduan antara inovasi dan tradisi ini perlahan menjadi tren tersendiri di pasaran.
“Jadi ini salah satu bentuk inovasi karena saat ini kita harus memadukan antara inovasi dan tradisi,” tutupnya.
Pertamina SMEXPO 2024 merupakan pameran ritel nasional yang mewakili 43 UKM binaan Pertamina. Program rutin tahunan Pertamina bertujuan untuk memperkuat mitra UMKM yang berharga.
Berbagai kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka sosialisasi produk UMKM berkualitas Pertamina kepada masyarakat umum dan pihak-pihak yang berkepentingan. “Kami berharap berbagai kegiatan ini dapat meningkatkan akses pasar bagi UMKM,” kata Vice President Corporate Communications Pertamina Fajar Gjoko Santoso.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel