Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengumumkan belanja modal (capex) sebesar Rp 17,5 triliun untuk sembilan bulan pertama tahun 2024.
Dalam nota tersebut, Rp17,5 miliar setara dengan 15,6 persen total pendapatan perseroan. TLKM menggunakan modal ini untuk memperkuat infrastruktur jaringannya dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
“Mayoritas investasi, lebih dari 50%, ditujukan untuk mendukung bisnis konektivitas digital,” tulis manajemen TLKM.
Hal ini sejalan dengan strategi FMC, jelas TLKM, karena Telkom mengutamakan optimalisasi nilai sinergis modal untuk mencapai efisiensi yang lebih besar pada jaringan akses, jaringan inti, dan sistem TI.
Sisanya diarahkan pada platform digital dan layanan digital, kata manajemen.
Pendapatan konsolidasi TLKM dilaporkan sebesar Rp 112,2 triliun, naik 0,9% year-on-year, pada Januari hingga September 2024. miliar
Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh kontribusi bisnis data, internet, dan IT yang tumbuh sebesar 7,2% year-on-year menjadi Rp 67,9 miliar. EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) perseroan mencapai Rp 56,6 triliun dengan margin 50,5%.
Namun laba bersih TLKM turun 9,35% menjadi Rp17,6 triliun pada Januari-September 2024. Laba bersih TLKM turun menjadi Rp 19,49 triliun pada 9M 2023.
Penurunan laba bersih ini salah satunya disebabkan oleh kenaikan pos pengeluaran TLKM. Pada bulan Januari hingga September 2024, ada beberapa item beban TLKM yang mengalami kenaikan. Di antara biaya-biaya tersebut, biaya operasi, pemeliharaan dan layanan telekomunikasi meningkat sebesar $29,9 miliar, atau 3,86%, dan biaya penyusutan meningkat sebesar $24,25 miliar. 0,70%
Kemudian, beban pegawai meningkat 12,66% menjadi Rp13,15 miliar, beban interkoneksi meningkat 10,67% menjadi Rp5 miliar, dan beban umum dan administrasi meningkat 8,94% menjadi $4,92 miliar. Di sisi lain, beban pemasaran TLKM turun 2,36 persen menjadi Rp2,52 miliar.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA