Laba Bersih Anjlok, Saham Emiten Susilo Wonowidjojo GGRM Merosot 4,2%

Bisnis.com, JAKARTA – Perubahan harga PT Gudang Garam Tbk. ( GGRM ) ditutup setelah perusahaan tembakau milik keluarga Susilo Wonovidjojo melaporkan penurunan laba bersih yang tajam hingga kuartal III-2024.

Saham GGRM ditutup menguat 625 poin atau 4,2% ke Rp 14.250 per saham pada akhir perdagangan hari ini, menurut data Bloomberg. Secara keseluruhan, saham GGRM turun 29,89% year-to-date (YtD).

Dalam jangka panjang, harga saham GGRM telah turun signifikan sebesar 56,69% ​​dalam periode 3 tahun atau 81,46% dalam periode 5 tahun.

Penurunan harga saham GGRM sebesar 4,2% hari ini merupakan respons terhadap penurunan laba bersih perusahaan tembakau Gudang Garam periode Januari-September 2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Rabu (30/10/2024), GGRM meraih pendapatan sebesar Rp 73,89 triliun pada Q3/2024, turun 9,6% year-on-year (YoY/YO), pendapatan yang mereka terima pada saat yang sama. . Tahun lalu: Rp 81,74 triliun.

GGRM menghasilkan pendapatan terbesar dari pasar lokal, mencapai Rp72,78 triliun pada Q3/2024, turun 9,69% year-on-year. Pada saat yang sama, pendapatan ekspor berjumlah 1,11 miliar dram, turun 3,47% dibandingkan tahun lalu.

Gudang Garam membukukan pendapatan Rp 66,57 triliun pada Q3/2024, turun 5,34% year-on-year. Laba kotor juga menghasilkan 7,32 triliun dram, turun 35,84% dibandingkan tahun lalu.

Jika tidak termasuk gaji, beban lain-lain, dan dampak rugi kurs atau laba bersih, laba usaha tercatat Rp 1,81 triliun, turun 70,75% year-on-year.

Kemudian, setelah dikurangi pajak penghasilan dan beban bunga, Gudang Garam mencatatkan laba pemilik bersih sebesar Rp992,2 miliar, turun 77,73% secara year-on-year.

Sejauh ini Gudang Garam telah mengakuisisi aset senilai Rp 85,54 triliun untuk periode yang berakhir 30 September 2024. Aset perseroan turun Rp 92,45 triliun dibandingkan akhir tahun 2023.

Dalam risetnya, analis investasi Stockbit Sekuritas Everson Sujianto mengatakan laba bersih GGRM pada 9M 2024 sebesar Rp 992 miliar, di bawah ekspektasi karena hanya 30% dari ekspektasi konsensus tahun 2024. :

“Menurut kami, kemungkinan besar penurunan rasio GGRM disebabkan oleh kenaikan harga pasar [ASP] yang tidak cukup untuk menghilangkan kenaikan pajak. kekhawatiran terhadap penjualan rokok murah dan masalah daya beli masyarakat,” jelasnya, Rabu (30/10/2024).

Penafian. informasi ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *