Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat hampir Rp 15.704 pada perdagangan hari ini, Rabu (30/10/2024). Rupee menguat bersama beberapa mata uang Asia lainnya.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,42% di Rp 15.704 per dolar AS. Indeks dolar AS melemah tipis 0,04% menjadi 104,27.
Sementara itu, sebagian besar mata uang lain di kawasan Asia juga ditutup menguat. Yen Jepang menguat 0,03%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Taiwan menguat 0,26%, won Korea Selatan menguat 0,32% dan peso Filipina menguat 0,08%.
Di sisi lain, mata uang yang mencatatkan pelemahan antara lain Rupee India sebesar 0,01%, disusul Ringgit Malaysia, dan Baht Thailand yang masing-masing melemah 0,14% dan 0,19%.
Chief Financial Officer Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan, penguatan rupee bersama mata uang lainnya didorong oleh sentimen seputar pemilu presiden AS.
Pasar, kata Ibrahim, juga mencermati serangkaian sinyal mengenai perekonomian dan pertumbuhan AS dalam beberapa hari mendatang.
“Pada perdagangan sore hari ini, rupee ditutup menguat 66 poin sebelum menguat 70 poin di 15.704 dari penutupan sebelumnya di 15.771,” kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Rabu (30/10/2024).
Ibrahim memperkirakan rupiah akan terus menguat pada perdagangan besok di kisaran Rp 15.650 hingga 15.720.
Dari faktor dalam negeri, para ekonom memperkirakan utang negara di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto bisa meningkat hingga Rp 12,893 triliun dalam lima tahun ke depan.
Berdasarkan dokumen World Economic Outlook (WEO) yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) edisi Oktober 2024, perekonomian akan mengalami penurunan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2029 menjadi 39,57%.
Dengan demikian, posisi utang pemerintah diperkirakan akan meningkat secara nominal, meskipun rasionya akan tetap stabil pada posisi saat ini sebesar 38,49% pada Agustus 2024.
“Peningkatan utang disebabkan oleh peningkatan pengeluaran sedangkan pendapatan tetap. Akibatnya, secara nominal defisit akan terus melebar, kata Ibrahim.
Sebelumnya, utang negara tercatat sebesar Rp8.461,93 triliun pada 31 Agustus 2024 atau setara 38,49% PDB.
Jumlah tersebut turun sekitar Rp40,76 triliun dibandingkan posisi utang pemerintah pada bulan sebelumnya atau Juli 2024 sebesar Rp8.502,69 triliun. Bauran utang pemerintah meliputi Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp7.452,65 triliun dan pinjaman sebesar Rp1.009,37 triliun.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel