Atasi Masalah Petani: Pakar Usul Perbaikan Sarana Irigasi, Bukan Kredit Alsintan

Bisnis.com, JAKARTA – Kredit Usaha Mesin dan Peralatan Pertanian (Alsintan) yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kamentan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dinilai belum memberikan dampak signifikan terhadap penghapusan permasalahan struktural pertanian.

Perlu diketahui, Program Kredit Usaha Alsintan dirancang untuk memudahkan akses petani melalui konsesi bunga dimana petani hanya perlu membayar bunga 3% dibandingkan konsesi bunga 8,5% yang dibebankan kepada pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (SIB). .

Skema kredit ini sekaligus dilaksanakan untuk mewujudkan visi swasembada pangan yang disuarakan Presiden Prabowo Subianto.

Eliza Mardian, Pengamat Pertanian Pusat Reformasi Ekonomi Indonesia, memperkirakan skema kredit yang diajukan pemerintah tidak akan memberikan dampak signifikan dalam menyelesaikan permasalahan struktural pertanian.

Menurut dia, penyebabnya adalah sektor pertanian di Indonesia menghadapi permasalahan struktural yang cukup besar. Di Indonesia, 62% petani mempunyai lahan pertanian yang sangat kecil, yaitu kurang dari 0,5 hektar.

Selain itu, produktivitas pertanian relatif rendah. Menurutnya, adanya pinjaman ini akan menjadi beban bagi petani, karena mereka masih harus mencari nafkah dari sektor non-pertanian untuk membayar upah layak.

“Sebaiknya pemerintah fokus pada perbaikan sarana irigasi saja dibandingkan menghabiskan APBN untuk konsesi bunga alat tenun,” kata Eliza kepada Bisnis, Senin (4/11/2024).

Sebab, lanjut Eliza, kunci peningkatan produksi untuk swasembada pangan terletak pada infrastruktur air yakni irigasi.

Untuk itu, ia menilai dengan keterbatasan anggaran, sebaiknya pemerintah memprioritaskan program-program yang efektif dan dibutuhkan masyarakat. “Anda tidak hanya berinovasi pada perangkat lunak, Anda tidak menyelesaikan akar masalahnya.

Menurut Eliza, Indonesia membutuhkan kebijakan yang mampu menjawab akar permasalahan, termasuk permasalahan struktural di sektor pertanian.

“Karena kalau ada bantuan negara berupa peralatan dan bibit pupuk, percuma, kalau irigasi kurang tidak bisa diperbaiki.”

Oleh karena itu, Eliza menyimpulkan bahwa irigasi merupakan faktor utama dalam meningkatkan indeks hasil. Apalagi saat ini indeks pertanaman Indonesia masih 1,5 yang berarti sebagian besar petani menanam padi setahun sekali.

“Karena beras ini membutuhkan cukup air pada tahap-tahap tertentu, maka tidak mungkin untuk meresponnya. Oleh karena itu irigasi menjadi yang utama,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya hanya menganggarkan Rp1,68 triliun untuk Dana Alokasi Khusus (SAF) irigasi di Indonesia tahun 2024. Menurutnya, dana anggaran tersebut tidak cukup untuk perbaikan dan pembangunan sistem irigasi di Indonesia yang kurang terawat dan rusak dalam jangka waktu yang lama. 

“Sistem irigasi yang ada sudah rusak, sawah-sawah yang dilanda kekeringan belum diairi, lebih baik diprioritaskan pada irigasi. “Jangan banyak-banyak pemrograman, tapi jangan sampai ke akar permasalahannya,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Pembiayaan Pertanian Tedy Dirhamsyah mengatakan pinjaman usaha Alsintan merupakan inisiatif pinjaman pembiayaan kepada perusahaan peralatan dan mesin pertanian yang dibiayai tidak hanya dari anggaran pemerintah tetapi juga bekerja sama dengan perbankan. sektor ini sebagai solusi bagi para petani dan badan usaha di bidang pertanian.

Namun pembiayaan mesin ini tidak bisa sepenuhnya bergantung pada APBN.

“Keterlibatan perbankan merupakan solusi pembiayaan yang strategis bagi petani dan badan usaha di sektor pertanian,” kata Tedy dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10/2024).

Adanya skema pinjaman usaha mesin pertanian ini dirancang untuk memudahkan akses petani terhadap mesin pertanian melalui subsidi bunga, dimana petani hanya perlu membayar bunga sebesar 3% dan dengan subsidi bunga sebesar 8,5% yang dihitung oleh Pemerintah melalui APBN. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *