Bisnis.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 yang dicanangkan Prabowo Subianto bukan tidak mungkin bisa tercapai.
“Pak Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029, bukan tidak mungkin,” ujarnya pada pembukaan Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (30/10/2029). 2029). , 2024).
Mengingat kembali, ia mengatakan pada tahun 1995 atau 29 tahun lalu, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 8,2%. Padahal, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia antara tahun 1986 hingga 1997 atau era Soeharto adalah 7,3%.
Dalam konteks upaya pemerintah untuk kembali mencapai angka 8%, Airlangga meyakini pemerintah bisa belajar dari berbagai prestasi yang telah diraih Indonesia.
Oleh karena itu, gali sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui adaptasi dan inovasi teknologi agar Indonesia bisa mencapai pendapatan di atas rata-rata, ujarnya.
Jika melihat data historis Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa Soeharto atau 1968–1998 hanya mampu mencatatkan angka 7%-8%-10%.
Saat Soeharto memulai kepemimpinannya, perekonomian tumbuh hingga 10,92% pada tahun 1968. Sementara itu, berbanding terbalik dengan berakhirnya kepemimpinannya pada tahun 1998 yang perekonomiannya terpuruk sebesar -13,13%.
Pertumbuhan ekonomi sekitar 6% terjadi tujuh kali, pertumbuhan sekitar 7% terjadi minimal 10 kali, pertumbuhan 8% terjadi tiga kali, pertumbuhan 9% terjadi satu kali, dan selebihnya berfluktuasi.
Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengenang, pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam 50 tahun terakhir hanya tercatat pada tahun 1990-an.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) meyakini Indonesia hanya akan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% pada tahun 2029.
IMF menilai kerangka kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan Indonesia telah meletakkan landasan bagi stabilitas makro dan manfaat sosial. Kebijakan pemerintah dinilai berhasil membantu perekonomian pulih dari guncangan global sejak tahun 2020.
Sementara itu, pertumbuhan Indonesia tetap kuat meskipun ada hambatan eksternal, inflasi rendah dan terkendali, sektor keuangan kuat, dan kebijakan secara keseluruhan ditempuh dengan hati-hati dan bertujuan untuk menjadi penyangga.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel