Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Prabowo-Gibran melalui Kementerian BUMN mulai mengkaji ulang komposisi direksi dan komisaris BUMN. Menyusul Pertamina, pemerintah akan melakukan restrukturisasi kepengurusan Garuda Indonesia dalam waktu dekat.
Kementerian BUMN dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) pada Senin 4/11/2024 mengangkat Simon Aloysius Mantiri sebagai CEO Pertamina menggantikan Nicke Widyawati yang menjabat sejak 2018.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, penunjukan Simon sebagai kapten baru diharapkan bisa memacu terobosan baru di Pertamina. Ia juga meninggalkan beberapa poin penting yang akan menginspirasi kinerja perusahaan ke depan.
“Ada beberapa poin yang dipercayakan kepada saya dan saya yakin bisa berjalan lebih baik, apalagi revolusi dibicarakan langsung,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Selain itu, RUPS juga menetapkan Mochamad Iriawan atau Iwan Bule sebagai Direktur Utama Pertamina, Dony Oskaria sebagai Wakil Direktur Utama, dan Raden Adjeng Sondaryani sebagai Perwakilan Independen.
Menurut Erick, para komisaris diharapkan dapat mencegah terjadinya pemborosan di Pertamina. Sebab, kompensasi bahan bakar memang perlu dihitung ulang secara cermat dan sistematis.
“Kami berharap perwakilan ini bisa memperbesar pemborosan yang terjadi selama ini, tapi bukan pemborosan akibat korupsi, karena datanya perlu terus disinkronkan,” ujarnya.
Sementara perkembangan lainnya, Kementerian BUMN berencana melakukan restrukturisasi struktur kepengurusan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) pada rapat pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada November 2024.
Dewan Direksi Garuda Indonesia menyebutkan RUPSLB akan digelar pada 15 November 2024 di Bandara Internasional Soekarno – Hatta, Tangerang. Agenda rapat satu-satunya adalah perubahan susunan pengurus GIAA.
“Mata acara ini merupakan usulan yang disampaikan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia [BUMN], salah satu pemegang saham grup Dwiwarna, melalui surat nomor SR-463/MBU/09/2024 tanggal 24 September 2024,” Demikian dikutip dari keterangan eksekutif GIAA, Jumat (25/10/2024).
GIAA sebenarnya menggelar RUPSLB pada 15 Agustus 2024 dengan jadwal yang sama. Saat itu, pemegang saham memutuskan mengangkat Mayjen TNI (purn) Glenny Kairupan sebagai direktur utama perseroan. Kinerja Garuda Indonesia (GIAA)
Berdasarkan laporan keuangan akhir September 2024, GIAA melaporkan pendapatan operasional sebesar $2,56 miliar hingga kuartal ketiga tahun 2024. Kinerja tersebut mencapai $2,23 miliar, meningkat 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan GIAA didukung oleh penerbangan terjadwal, yang meningkat 17% dari tahun ke tahun menjadi $2,01 miliar. Sementara itu, penerbangan tidak berjadwal tumbuh sebesar 6% year-on-year menjadi US$291,15 juta.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan peningkatan pendapatan operasional pada periode Januari-September 2024 mencerminkan trafik penumpang perseroan yang mencapai 17,73 juta atau meningkat 24% year-on-year.
Hal ini didorong oleh Garuda Indonesia yang mengangkut 8,34 juta penumpang, meningkat 45%, sedangkan Citilink 9,39 juta penumpang meningkat 10%, ujarnya dalam keterangan tertulis.
Namun, di tengah peningkatan pendapatan, Garuda Indonesia mencatatkan beban usaha sebesar US$2,38 miliar hingga kuartal ketiga tahun 2024; Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yang biayanya mencapai $1,99 miliar.
İrfan menjelaskan seiring dengan peningkatan aktivitas penerbangan pascapandemi, GIAA mengalami tekanan kinerja akibat biaya operasional yang meningkat hingga 20% karena berbagai faktor.
“Diantaranya biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya pelayanan penumpang, biaya bandara, dan biaya operasional penerbangan. Hal ini pada akhirnya berdampak pada melambatnya pertumbuhan kapasitas yang diperkirakan akan membaik secara bertahap menjelang akhir tahun 2024,” kata Irfan.
Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lain-lain, GIAA mencatat kerugian sebesar $131,22 juta yang diatribusikan kepada induk perusahaan. Jumlah tersebut meningkat dari kerugian sebesar $72,38 juta pada periode yang sama tahun lalu.
________________
Penafian: Tujuan berita ini bukan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel