Investor Nikel Hingga Rumput Laut Bersiap, BKPM Rancang Insentif untuk Pacu Industrialisasi

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Penanaman Modal dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah menyiapkan insentif untuk meningkatkan program-program berikut bagi industri Indonesia di sektor pertambangan, seperti nikel dan alga.

Ikhsan Adhi, Mitra Migas Kementerian Penanaman Modal dan Resesi/BKPM, mengatakan pihaknya saat ini sedang mempertimbangkan beberapa insentif yang akan ditawarkan kepada investor yang tertarik untuk berpartisipasi di sektor-sektor berikut di Indonesia.

Dijelaskannya, kajian tersebut dilakukan setelah BKPM resmi mendapat amanah sebagai lembaga terdepan di industri hilir. Insentif yang diberikan untuk menekan penurunan sekaligus mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto yaitu sekitar 8%.

“Kami sedang evaluasi. Setelah mendapat amanah sebagai Menteri Penanaman Modal, penurunan (insentif) menjadi fokus pembahasan kami,” jelas Ikhsan usai Agenda Coffee Morning: Peran Kemunduran Industri Menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Jumat (1/11/2024).

Salah satu insentif yang diberikan pemerintah terhadap program perampingan ini adalah pemotongan pajak dan subsidi pajak. Ikhsan mengatakan, masa insentif akan diperpanjang setelah akhir Oktober 2024.

Sementara itu, Ikhsan belum bisa menentukan bentuk insentif apa lagi yang akan diberikan kepada investor mendatang. Sebab, partai terus mengkaji dan memetakan strategi dan tantangan di setiap sektor.

Ia menambahkan, pemerintah juga terus mengadakan forum dengan pemangku kepentingan untuk memahami kebutuhan masing-masing industri. Hal ini agar insentif yang akan dikeluarkan sejalan dengan model industri dan dapat dioptimalkan.

“Kami juga sedang dalam proses berdiskusi dan duduk bersama para pelaku mengenai kebijakan (insentif) yang ingin kami berikan. Apakah ada bidang usaha khusus yang kami berikan untuk sektor ini atau insentif tambahan,” kata Ikhsan.

Sebelumnya, Menteri Investasi sekaligus pelengseran Rosan Roeslani mengatakan pihaknya akan memprioritaskan pengurangan tersebut sebagai tujuan institusional jangka pendek. 

Pak Rosan menjelaskan, nama Badan Koordinasi Kementerian Penanaman Modal/Penanaman Modal (BKPM) diperluas menjadi Kementerian Penanaman Modal dan mengalami penurunan. Ia menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya memberikan nilai tambah pada komoditas tersebut. Oleh karena itu, Kementerian akan memprioritaskan perampingan terlebih dahulu. 

“Kita lihat nilai tambah di bawah [added value] apa yang bisa kita dorong agar kita bisa menjadi yang pertama beroperasi, termasuk pertambangan, perikanan, dan lainnya,” kata Rosan.

Dia menjelaskan, selama ini yang menjadi fokus penurunan adalah komoditas pertambangan seperti nikel. Namun, kata dia, Prabowo ingin melebarkan sayap ke hilir sesuai visi dan misinya. 

Rosan mencontohkan, banyak hal baik lokal yang tampak di bawah air, seperti rumput laut dan memancing.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *