Bisnis.com, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini periode 4-8 November 2024 akan dibayangi oleh banyak sentimen mulai dari pemilu presiden AS hingga neraca perdagangan China. Banyak saham yang direkomendasikan analis untuk pekan ini.
Pada perdagangan pekan terakhir, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 2,46 persen atau 189 poin hingga mencapai level 7.505 dipengaruhi sejumlah katalis, antara lain perlambatan pertumbuhan ekonomi AS hingga penurunan PMI manufaktur Indonesia.
Imam Gunadi, Analis Ekuitas PT Indo Premier Securitas (IPOT), mengatakan investor bisa mencermati beberapa sentimen yang bisa mempengaruhi pasar pada pekan depan.
Pertama, kata Imam, data PMI jasa AS bulan Oktober 2024, yang mana pada minggu ini AS akan merilis data PMI sektor jasa dari ISM dan S&P Global. Jika kita berbicara tentang S&P Global, PMI Jasa AS diperkirakan meningkat menjadi 55,3 dari 55,2 pada periode sebelumnya. Sementara itu, PMI Jasa AS bulan Oktober 2024 diperkirakan turun menjadi 53,3 dari 54,9 pada periode sebelumnya, menurut ISM.
Kedua, neraca perdagangan Tiongkok. Pekan ini China akan merilis data neraca perdagangan Oktober 2024. Karena Tiongkok adalah mitra dagang Indonesia, data ini sangat penting. Jika impor dan ekspor meningkat, hal ini akan menjadi sentimen positif bagi basis perekonomian Indonesia.
Data PDB ketiga triwulan ketiga yang pada minggu ini akan memberikan Indonesia data yang sangat penting yaitu pertumbuhan ekonomi atau PDB triwulan III tahun 2024.
“Diperkirakan pertumbuhan Indonesia akan melambat hingga 5%. Jika data yang dipublikasikan sesuai dengan ekspektasi pasar atau melebihi ekspektasi pasar, maka akan menjadi sentimen positif bagi pasar. Namun sebaliknya, jika PDB lebih rendah dari ekspektasi pasar, maka akan menjadi sentimen positif bagi pasar. konsensus atau ekspektasi pasar, maka itu bisa menjadi sentimen negatif,” kata Imam dalam kajian Senin (4/11/2024).
Keempat, lanjut Imam, suku bunga FFR. Pekan ini, pukul 8 WIB, The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter penyesuaian suku bunga FFR. Tergantung kesepakatan, suku bunga The Fed atau FFR. akan berkurang 25 bps menjadi 4,75 persen.
Pemangkasan suku bunga ini dinilai menjadi sentimen positif bagi pasar, terutama di dalam negeri karena rupee kembali tertekan dan perekonomian melambat.
Kelima, sentimen pemilu Amerika. Pemilu AS antara Donald Trump dan Kamala Harris menjadi yang paling dinantikan para pelaku pasar.
“Saya melihat pasar, terutama domestik atau global, lebih mengarah ke Kamala Harris. Harris akan mengambil pendekatan yang lebih multilateral dalam hubungan internasional, termasuk perjanjian perdagangan kooperatif. Hal ini akan mengurangi ketegangan global dan dapat membantu memperkuat hubungan perdagangan dengan negara lain.” ” tambahnya.
Sementara itu, Trump dikenal dengan pendekatan proteksionisnya, terutama dengan tarif tinggi terhadap produk Tiongkok. Hal ini dapat menyebabkan perang dagang yang berkepanjangan dan pada akhirnya memperlambat perekonomian.
Atas sentimen di atas, PT Indo Premier merekomendasikan saham ITMG, BBCA dan ADRO untuk pekan ini.
Beli ITMG (Input 25.500, TP 26275, SL < 24950)
PMI manufaktur Tiongkok baru-baru ini kembali ke tingkat yang luas, menunjukkan peningkatan aktivitas di sektor manufaktur negara tersebut. Kembalinya PMI ke level 50 yang mengindikasikan ekspansi dipengaruhi oleh langkah stimulus ekonomi yang dilakukan pemerintah Tiongkok dan ekspektasi adanya kebijakan tambahan yang mendukung sektor industri.
Situasi ini berdampak positif bagi perusahaan seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang sebagian besar penjualannya diliput oleh pasar China.
“Dengan meningkatnya aktivitas produksi, kebutuhan energi juga semakin meningkat, sehingga permintaan terhadap batu bara yang merupakan produk utama ITMG diperkirakan akan tetap kuat di pasar Tiongkok. Hal ini memberikan kesan positif terhadap kinerja penjualan dan beberapa bulan ke depan, dengan sektor industri Tiongkok. terus berbenah, memberikan potensi pertumbuhan pendapatan bagi ITMG.”
Beli BBCA (Input 10,425, TP 10750, SL < 10225)
Dengan perkiraan Federal Reserve (Fed) yang akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pekan ini, dampaknya terhadap saham PT Bank Central Asia TBK (BBCA) akan positif.
Menurunkan suku bunga utama AS dapat meningkatkan aliran modal asing ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor mencari imbal hasil yang lebih menarik di luar pasar AS. Dengan meningkatnya aliran modal masuk, rupiah berpotensi memperkuat nilai tukar sehingga dapat memperkuat stabilitas sektor perbankan di Indonesia.
Beli ADRO (Input 3790, TP 4180, SL < 3570)
Kegiatan korporasi Adaro antara lain rencana pembagian dividen khusus untuk mendukung penawaran umum saham Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang berpotensi meningkatkan minat investor terhadap saham ADRO.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel