Business.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan pemerintah dapat memperkirakan dampak pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) terhadap makro perekonomian dan pasar modal Indonesia.
Manajer Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrick mengatakan, hasil pemilu presiden AS pasti akan mempengaruhi perekonomian dan pasar modal Indonesia.
Jeffrey mengatakan pada Selasa (5/11/2024): “Apa pun hasil pemilu ulang Amerika Serikat, apa pun kebijakannya di masa depan, saya yakin pemerintah kita akan melakukan hal yang sama.”
Ia menambahkan, jika pemerintah mengharapkan hasil pemilu AS, selebihnya kembali ke fundamental perekonomian Indonesia dan perusahaan-perusahaan Indonesia.
Menurutnya, investor pasar modal juga harus memantau dan mengikuti dampak pemilu terhadap Indonesia. Namun, Jeffrey mengingatkan investor untuk kembali ke dasar dan menyarankan investor untuk mengambil keputusan yang tepat.
Jefferies masih berada dalam bull market dengan IHSG di bawah 7.500 pada awal pekan ini.
“Itu [pergerakan IHSG] tergantung pasar,” ujarnya. “Bagaimana indeksnya akan tumbuh dan kita akan melepasnya ke pasar?”
BEI hanya memperkirakan bisa memenuhi target harga rata-rata perdagangan harian BEI pada akhir tahun ini, dengan ekspektasi pertumbuhan investor.
Ternyata, BEI mencapai rata-rata nilai perdagangan harian sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun ini. Target nilai bisnisnya mencapai Rp 13,5 triliun pada tahun 2025
Menurut Presiden BEI Iman Rahman, target tersebut didasarkan pada tren penurunan inflasi dan suku bunga global.
Tujuan ini juga didasarkan pada kebijakan fiskal pemerintahan baru Provo-Gibran. Iman menjelaskan, pemerintahan baru menargetkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 8%, namun rata-rata pertumbuhan PDB dalam lima tahun terakhir sebesar 5%.
Sedangkan pada Oktober 1824, jumlah investor di pasar modal mencapai 14,2 juta atau lebih dari 2 juta investor baru. Jumlah ini meningkat 16% dari tahun 2023
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel