Bisnis.com, JAKARTA – Mulai dari generasi baby boomer hingga generasi milenial, para ibu sudah sangat familiar dengan salah satu produk rumah tangga, Tupperware. Meski namanya mencuat, sayangnya perusahaan ini bangkrut.
Perusahaan perlengkapan rumah tangga Tupperware Brands menghadapi kebangkrutan dalam waktu dekat, Bloomberg melaporkan minggu ini.
Rencana tersebut mengikuti upaya perusahaan untuk bertahan di tengah penurunan permintaan selama bertahun-tahun.
Tupperware berencana mencari perlindungan hukum setelah melunasi utangnya. Tidak hanya itu, Tupperware juga meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.
Sedangkan saham Tupperware turun lebih dari 50%. Pengajuan kebangkrutan tersebut menyusul upaya negosiasi panjang antara Tupperware dan kreditornya.
Diketahui, perusahaan ini juga memiliki utang lebih dari 700 juta dolar. Pemberi pinjaman setuju untuk memberikan waktu istirahat pada awal tahun ini, namun situasi Tupperware semakin memburuk.
Namun, rencana pengajuan pailit tersebut belum final dan dapat berubah. Gambar di balik Tupperware
Nama Tupperware berasal dari pendirinya, Earl Silas Tupper.
Pria kelahiran 28 Juli 1907 ini menjadi pengusaha dan penemu asal Amerika, terkenal dengan inovasinya dalam menciptakan wadah plastik kedap udara untuk menyimpan makanan, Tupperware, dan mendirikan perusahaan produk rumah tangga yang menyandang namanya, Tupperware Plastics Company.
Meski lahir di sebuah peternakan di Berlin, New Hampshire, Tupper dibesarkan di Amerika Serikat ketika keluarganya pindah ke Berlin, New Hampshire saat ia berusia tiga tahun. Dia menghabiskan masa mudanya di berbagai pertanian di Massachusetts tengah.
Tupper kuliah di Bryant College, sekarang Universitas Bryant, di Providence, Rhode Island. Kemudian dia memulai bisnis peternakan dan pembibitan.
Perusahaan beroperasi sampai Depresi Hebat memaksa perusahaan tersebut bangkrut. Kemudian ia mencoba bekerja di perusahaan kimia DuPont.
Pada usia 21 tahun, sang “penemu” Tupper melakukan banyak penelitian dan menemukan cara untuk memurnikan polietilen hitam, bahan dasar pembuatan plastik, agar menjadi plastik yang fleksibel, kuat, bebas minyak, bening, aman, dan ringan. . dan tidak berbau.
Pada tahun 1938, Tupper mendirikan perusahaan plastiknya sendiri, Earl S Tupper Company, dan mematenkan produk tersebut dengan nama Poly-T.
Selain itu, pada tahun 1946, Tupper membantu menghidupkan kembali pasar Amerika pasca Perang Dunia II dengan produk pertamanya, wadah penyimpan makanan Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler, dengan merek Tupperware, yang langsung disambut dengan antusias.
Wadah Tupperware juga dijual di toko perangkat keras dan department store, namun kurang populer. Hingga tahun 1946 ia bekerja dengan Brownie Wise yang bekerja di sebuah perusahaan bernama Party Plan.
Ia melihat Tupperware bisa dijual dengan cara yang sama, yakni dibawa ke pesta. Tak lama kemudian dia bisa menjual lebih banyak Tupperware.
Pada tahun 1951, Tupperware dikeluarkan dari toko dan dijual secara eksklusif di pesta-pesta di bawah perusahaan baru Brownie Wise, Vice President Home Parties.
Seiring pertumbuhan perusahaan, kantor pusatnya dipindahkan dari Massachusetts ke Orlando, Florida.
Ketika konflik Tupper dengan Wise menyebabkan pemecatannya pada tahun 1958, Tupperware menjual Perusahaan Tupperware kepada Rexall seharga $16 juta.
Meskipun perusahaan tetap setia pada akarnya, hanya menjual melalui konsultan yang disetujui, perusahaan juga telah berkembang seiring waktu.
Rangkaian produknya kemudian diperluas hingga mencakup mangkuk microwave, pengeras suara, dan produk seperti pisau dan gunting.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel