Sri Mulyani Hitung Dampak Perubahan Skema Subsidi BBM Cs ke Inflasi & Daya Beli

Bisnis.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani akan melakukan uji coba untuk mengukur dampak ekonomi dari revisi rencana penyaluran subsidi BBM, listrik, LPG, dan pupuk.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani usai pertemuan dengan kementerian dan lembaga terkait di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Senin kemarin (11 April 2024). 

Sri Mulyani menegaskan, dana hibah harus dikelola dengan baik dan tepat sasaran. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.

“Kami sedang berdiskusi dan melakukan berbagai eksperimen untuk mengukur dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi, daya beli masyarakat, dan tingkat kemiskinan,” kata Sri Mulyani, seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya @smindrawati, Selasa (11 Mei). setuju,” katanya. 2024).

Ia juga meyakinkan bahwa pemerintah akan mengkaji secara cermat subsidi tersebut untuk memastikan bahwa subsidi tersebut dikelola secara efektif dan efisien. Sri Mulyani kembali menegaskan, dana hibah harus sesuai peruntukannya dan dapat dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh masyarakat.

“Apalagi yang tidak kalah penting adalah tetap menjaga soliditas dan keberlanjutan APBN,” imbuhnya.

Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan rencana penyaluran subsidi BBM dan listrik baru akan diputuskan setelah pendataan PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan BPH Migas selesai.

Ia mengatakan, pemerintah saat ini terus mengkaji rencana penyaluran subsidi BBM dan listrik yang ideal. Menurutnya, keputusan harus diambil dengan hati-hati.  

“Kami masih melakukan pelatihan mendalam karena harus hati-hati dan menunggu laporan mendalam dari teman-teman di Pertamina, BPH Migas, dan PLN,” kata Bahlil.

Khusus bahan bakar, Bahlil sebelumnya mengatakan pemerintah sedang menyiapkan dua opsi penyaluran subsidi yang sedang dikaji.

Pertama, disalurkan langsung ke masyarakat setempat dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam konsep ini, bahan bakar dijual dengan harga pasar dan masyarakat miskin membeli bahan bakar dengan menambahkan uang BLT ke harga pasar.  

Kedua, saat ini terdapat sistem gabungan antara BLT dan subsidi terbuka. Artinya, pada opsi kedua, harga BBM akan naik lebih tinggi, namun tetap bersubsidi dan kenaikan harga akan diimbangi melalui BLT.

Bahlil pun menilai opsi penyuntikan BBM bersubsidi ke dalam BLT merupakan opsi yang paling kuat.

“BLT merupakan salah satu pilihan dan akan diputuskan kemudian pada waktu yang tepat. Dan saya pikir pilihannya terus menyempit,” katanya.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *