Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (AS) menguat pada hari ini, Kamis (7/11/2024), ke level Rp 15.808 untuk satu dolar AS.

Rupiah menguat 0,15% atau 24,5 poin di Rp15.808 sesaat setelah pembukaan, berdasarkan data Bloomberg. Sedangkan indeks dolar AS menguat 0,11% menjadi 105,2.

Sama seperti rupee, sejumlah mata uang Asia menguat. Misalnya saja yen Jepang menguat 0,1%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dan won Korea Selatan menguat 0,1%. 

Sementara itu, sejumlah mata uang Asia lainnya mengalami pelemahan. Misalnya saja dolar Taiwan melemah 0,4%, peso Filipina melemah 0,14%, yuan China melemah 0,14%, dan dolar Singapura melemah 0,05%.

Sedangkan pada perdagangan kemarin, Rabu (6/11/2024), rupee melemah hingga Rp 15.833 terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada kisaran Rp15.820 – Rp15.920.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah pada pekan ini dipengaruhi sentimen pemilu presiden AS. Menurutnya, pasar sedang mempersiapkan masa jabatan kedua Donald Trump yang mengalahkan Kamala Harris di Pilpres AS.

Sementara itu, jumlah suara Donald Trump melebihi jumlah minimum suara Electoral College yang diperlukan untuk mengamankan kursi kepresidenan, tepatnya 270 suara. 

Kemenangan Trump berpotensi menjaga suku bunga tetap tinggi dan dolar AS tetap kuat di tahun-tahun mendatang. Selain itu, kemenangan Trump berdampak pada kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Trump diperkirakan akan menerapkan kebijakan yang lebih bersifat inflasi, mengingat sikap proteksionisnya terhadap perdagangan dan imigrasi. Skenario seperti ini diperkirakan akan menaikkan suku bunga dalam jangka panjang. 

Selain itu, kemungkinan kemenangan Trump memberikan tekanan ekonomi yang lebih besar kepada Tiongkok. Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi terhadap Tiongkok, yang menandakan tekanan ekonomi yang lebih besar terhadap negara yang sedang berjuang menghadapi deflasi yang terus-menerus dan kemerosotan pasar perumahan yang berkepanjangan. 

Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2024 melambat. Melemahnya pertumbuhan ini tidak lepas dari perlambatan konsumsi rumah tangga Indonesia. Ini adalah awal yang buruk bagi pemerintahan baru Presiden Indonesia Prabov Subianto. Apalagi konsumsi menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun hingga 4,95% year-on-year (y-o-y) pada triwulan III 2024, terburuk dalam satu tahun terakhir. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan II/2024. yaitu sebesar 5,05 persen.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *