Ekonom Sarankan BI Rate Ditahan 6% Meski The Fed Turunkan Bunga Jadi 4,50%-4,75%.

Bisnis.com, Jakarta – Meski bank sentral Amerika Serikat, The Fed, memutuskan kembali memangkas suku bunga menjadi 4,50%-4,75%, Bank Indonesia mengusulkan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di angka 6%. FMOC November 2024.

Kepala Ekonom PT Bank Siria Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya mengenang indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang belakangan ini menguat. Oleh karena itu, jika Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan, dikhawatirkan modal akan mengalir dari pasar keuangan Indonesia.

“Persaingan harus kita cermati karena suku bunga saat ini [suku bunga saat ini, 6%] membantu [aliran masuk modal] datang di tengah menguatnya dolar,” jelas Banjaran kepada Bisnis, Jumat (8/11/2024). .

Selain itu, dia tidak memungkiri laju inflasi nasional yang masih baik menjadi sumber kenyamanan bagi investor. Namun Banjaran menggarisbawahi adanya peningkatan ketidakpastian global sehingga BI harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Ia juga menilai keputusan The Fed untuk kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menunjukkan bahwa bank sentral tetap independen terhadap perubahan lanskap politik AS.

“Proses normalisasi moneter [Fed] menggunakan proyeksi jangka menengah penguatan dolar setelah hasil pemilu [proyeksi jangka menengah kekuatan dolar setelah hasil pemilu],” kata Banjaran.

Sekadar informasi, calon presiden Donald Trump berhasil memenangkan pemilu presiden AS 2024 dan Trump sendiri kerap mengkritik keputusan The Fed.

Sebelumnya, pada September lalu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps. Artinya, FFR telah turun sebesar 75 bps dalam dua bulan terakhir.

Sementara itu, BI akan menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (GBG) pada 19-20 November 2024. Di akhir GGB, Gubernur BI Perry Vargio akan mengumumkan apakah akan mempertahankan atau memangkas suku bunga dasar atau interest rate. DUA.

Sebelumnya, usai mengumumkan BI rate akan tetap di angka 6% dalam RDG Oktober lalu, Perry menegaskan arah penurunan suku bunga ke depan tidak akan didorong oleh arah kebijakan The Fed.

BI terus mencermati kemungkinan penurunan suku bunga dengan mempertimbangkan perkembangan inflasi, nilai tukar rupee, dan pertumbuhan ekonomi. 

“Sikap kebijakan moneter tetap berjalan. Awalnya pro stabilitas dan sejak bulan lalu sudah seimbang antara pro stabilitas dan pertumbuhan,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (16/10/2024). 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan saluran WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *