Bisnis.com, Jakarta – Hingga pertengahan Desember 2024, sebanyak 700.000 ton beras impor akan masuk ke Indonesia, kata Direktur Utama Perusahaan Umum (Nama) Bulog Vayu Suparyono. Jumlah tersebut tersisa dari kuota impor beras tahun ini sebesar 3,6 juta ton. 

Hal itu diungkapkan Wahu usai menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (5/11/2024).

“Pasti pertengahan Desember. “Semakin cepat kita berangkat, semakin baik,” kata Wahew, Selasa (11/5/2024).

Mantan Direktur Utama Asabry (Persero) mengungkapkan, hingga Oktober 2024, beras impor telah terserap sebanyak 2,9 juta ton. Perum Bulag mengimpor beras dari beberapa negara melalui proses tender.

Dalam paparan Wahyu, impor beras terutama berasal dari Kamboja, Myanmar, Pakistan, Thailand, dan Vietnam. 

Rinciannya, pada Januari-Oktober 2024, Indonesia paling banyak mengimpor beras dari Thailand, yakni 1.041.154.300 kg atau 1,04 juta ton. Setelahnya, Vietnam 1,02 juta ton, Myanmar 451.468 ton, Pakistan 388.675 ton, dan Kamboja 22.500 ton.

Wahew mengatakan, pengadaan beras impor dilakukan secara terbuka sehingga diharapkan tidak ada proses rekrutmen langsung dalam pengadaan beras impor untuk memenuhi stok pangan pemerintah.

“Diharapkan tidak ada proses rekrutmen langsung dalam pengadaan ini karena kami sedang melakukan pengadaan terbuka hingga tanggal pertama di negara-negara tersebut,” katanya dalam penyelidikan.

Berdasarkan dokumen perdagangan, pemerintah resmi menaikkan kuota impor beras tahun ini menjadi 1,6 juta ton dari semula 2 juta ton pada Februari 2024. Dengan demikian, total kuota impor beras pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 3,6 juta ton. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo Adi mengatakan Indonesia harus memiliki Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk mengantisipasi kekurangan pangan, fluktuasi harga pangan, bencana alam, dan keadaan darurat.  

“Jadi disebut sistem peringatan dini. “Kita tidak punya stok, kalau tidak pencarian [stok beras] tidak boleh dilakukan,” kata Arif usai menghadiri Rakornas Bapanas di Dipok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024). 

Dia menegaskan, impor yang dilakukan pemerintah sangat terukur. Sebab, kuota impor beras yang ditetapkan pemerintah didasarkan pada volume produksi dan kebutuhan nasional. Dengan cara ini, harga gabah dipastikan tetap terjaga di tingkat petani.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *