Bisnis.com, JAKARTA – Startup yang fokus pada pengembangan teknologi penerbangan supersonik, Exosonic, mengumumkan berhenti beroperasi atau tutup karena kurangnya dukungan finansial yang berkelanjutan.

Selain itu, dalam informasi yang dibagikan di situs resminya, Exosonic menyebut produk yang dikembangkan belakangan ini kurang mampu meraih daya tarik di pasar.

“Sayangnya, Exosonic hari ini mengumumkan bahwa perusahaannya akan ditutup. Setelah lebih dari lima tahun melakukan perjalanan supersonik dan mengembangkan drone supersonik, perusahaan tersebut tidak dapat menemukan cara untuk melanjutkan perjalanannya,” demikian bunyi pengumuman tersebut, Sabtu (11/9). .

Manajemen Exosonic meyakini, meski masih meyakini adanya kebutuhan akan pesawat supersonik, namun tanpa respon pasar yang baik, pengembangan kedua produk tersebut akan terhenti karena terkendala biaya operasional.

Sekadar informasi, Exosonic sendiri didirikan pada tahun 2019 oleh Norris Tie yang merupakan seorang engineer ternama yang berpengalaman di bidang navigasi di perusahaan papan atas seperti Northrop Grumman dan Lockheed Martin.

Di perusahaan terakhirnya, Norris disebut-sebut berhasil mengembangkan pesawat X-59 yang digunakan NASA.

Perjalanan bisnis Exosonic dimulai setelah mendapat pendanaan ventura sebesar USD 4,5 juta atau sekitar RP 70,44 miliar (perkiraan kurs: RP 15.654) pada tahun 2020 setelah mengikuti Y Combinator’s Winter 2020 (YC 2020).

Sementara itu, pendanaan awal Exosonic awalnya diterima oleh Soma Capital, Psion Capital, dan Stellar Solutions. Selain itu, Exosonic juga mendapat hibah kecil dari Angkatan Udara AS di bawah program Small Business Innovation Research (SBIR). 

Exosonic mencapai tonggak penting awal tahun ini. Di sana, mereka berhasil melakukan penerbangan pertama mereka, versi lebih kecil dari UAV supersonik mereka yang disebut EX-3M Trident dalam uji terbang di California. 

Selain itu, perusahaan juga sedang mengembangkan dua kendaraan lain: pesawat dengan kemampuan manuver tinggi yang disebut Horizon dan UAV yang lebih besar yang disebut Revenant.

Namun perjalanan tersebut terpaksa terhenti karena perusahaan terkendala pendanaan karena harus melakukan penelitian dan pengembangan sekaligus pendanaan untuk mulai mengkomersialkan produknya.

“Tanpa dukungan tambahan dari pemerintah untuk pengembangan UAV supersonik yang akan datang, Exosonic tidak dapat mempertahankan modal yang diperlukan untuk lebih memajukan konsep tersebut.” Eksosonik selesai.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *