Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Keuangan yang dipimpin Sri Mulyani Indravati telah mengucurkan subsidi energi sebesar Rp 139,6 triliun per 31 Oktober 2024.
Sebelumnya, subsidi BBM CS menjadi fokus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia karena dianggap tidak tepat sasaran. Konon orang kaya justru menikmati APBN.
Wakil Menteri Keuangan Suhasil Nasara menjelaskan subsidi energi dilakukan agar harga listrik dan bahan bakar tidak membebani masyarakat.
“Sehingga masyarakat tetap bisa melakukan aktivitas perekonomian dan mendukung pertumbuhan ekonomi kita,” jelas Suhasil pada konferensi pers APBN kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2024).
Dia menjelaskan, anggaran subsidi energi dirancang untuk 13.476,6 ribu kiloliter bahan bakar. Angka tersebut meningkat sebesar 1,1% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu (year-on-year/year-on-year).
Lalu, elpiji 3 kg senilai 6.131,6 juta kg. Angka ini meningkat 1,3% YoY.
Terakhir, 41,3 juta pelanggan menerima listrik dengan tarif bersubsidi. Angka ini meningkat 4,3% dibandingkan tahun lalu.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan kelompok kaya menikmati subsidi energi sebesar Rp100 triliun.
Menurut dia, hal ini disebabkan penyaluran subsidi tidak sesuai rencana. Bahlil menjelaskan, pemerintah saat ini mengalokasikan dana subsidi energi sebesar Rp435 triliun yang meliputi subsidi BBM, LPG, dan listrik.
Namun, 30% dari dana hibah diberikan kepada orang-orang mampu, katanya. Data tersebut diperoleh dari laporan PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero) dan BPH Migas.
“Tapi sejujurnya saya bilang iya. Sekitar 20-30% subsidi BBM dan listrik kemungkinan besar tidak mencapai target dan angkanya besar, sekitar Rp 100 triliun,” kata Bahlil dalam konferensi pers yang menceritakan keberhasilan pesat tersebut kementerian dibahas. Proposal proyek di Jakarta pada Minggu (11/3/2024) di Departemen Perekonomian.
Sementara itu, subsidi yang tepat sasaran menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Untuk mewujudkan subsidi yang direncanakan, Prabowo mengundang Direktur Utama PLN Dharmawan Prasodjo, Direktur Utama Pertamina Nikke Vidyawati, dan beberapa menteri ke Istana Kepresidenan di Jakarta pada Rabu (30/10/2024).
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hassan Nasbi menjelaskan, pertemuan tersebut dilakukan Prabowo untuk membahas subsidi energi. Prabowo disebut-sebut akan mengubah skema penyaluran subsidi energi yakni langsung kepada penerima manfaat.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel