Bisnis.com, Jakarta – Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menyerahkan pekerjaan rumah (PR) kepada Joko Siswanto sebagai Ketua SKK Migas yang baru.
Moshe menilai pekerjaan rumah pertama bagi Joko adalah persoalan transportasi minyak yang masih sedikit. Padahal, SKK Migas menargetkan produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari (BOPD) pada tahun 2032.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi minyak bumi Indonesia saat ini masih berada di level 600.000 BOPD.
Sedangkan kapasitas minyak Indonesia mencapai 1,6 juta boph. Artinya Indonesia masih mengimpor 1 juta bopd minyak.
“Jika Anda ingin mencapai 1 juta barel minyak pada tahun 2032, Anda harus mulai meningkatkannya sekarang. Karena peningkatan minimum yang Anda perlukan untuk mencapai 1 juta barel pada tahun 2032, [transfer minyak) harus meningkat sebesar 8% per tahun.” kata Moshe kepada Bisnis, Jumat (11/8/2024).
Memang, kata Moshe, target ekspor minyak sebesar 1 juta bopd bisa tercapai. Namun harapan tersebut tidak akan terwujud pada tahun 2032 jika apresiasi transportasi minyak terus berlanjut seperti saat ini.
Oleh karena itu, dia menilai pemerintah perlu melakukan perubahan kebijakan. Selain itu, Indonesia masih memiliki cadangan yang belum dimanfaatkan.
Moshe mengingatkan pemerintah untuk tidak menerapkan kebijakan progresif seperti menambah porsi pekerja kontrak koperasi (KKKS) dalam skema pembagian besar-besaran. Ia menilai kebijakan ini tidak membuat investasi menjadi menarik.
Menurut dia, pemerintah bisa menawarkan lokasi ini sebagai Production Sharing Contract (PSC). Musa menyebut kebijakan ini revolusioner.
PSC adalah skema yang menempatkan pemerintah dan KKKS sejajar. Dia menegaskan, sebaiknya PSC dilakukan bukan kerjasama operasi (KSO) atau sumur.
Moshe mengatakan, pemerintah harus tegas dalam memberikan seleksi kepada KKKS. Menurut dia, KKKS hanya perlu memberikan dua opsi jika terjebak bekerja di wilayah kerja (WK).
Dua pilihannya adalah bekerja dengan target produksi atau melimpahkan kewenangan kepada pemerintah.
“Apa perlunya kembali ke pemerintah? Pemerintah bisa membayar kembali investornya dengan kontrak PSC, bukan KSO. Lalu bagaimana? Yang mau jadi investor besar, yang lebih berbobot,” jelas Moshe.
Ditambahkannya, dengan dua opsi di atas, KKKS akan lebih disiplin dan serius dalam mengerjakan WKnya.
“Yah, itu hanya rebutan, langsung semua [KKKS] panik, mau melakukan atau malah balikkan [perintah],” ujarnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia pada Rabu (11/7/2024) telah menunjuk Joko Siswanto sebagai Kepala SKK Migas.
Bahlil langsung mengingatkan Joko akan beberapa tugas, khususnya terkait mendorong pertumbuhan transportasi migas.
Saya minta Pak Joko yang baru terpilih menyelesaikannya. Ini tugas pertamanya, kata Bahlil saat peluncuran di Kementerian ESDM, Jakarta.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel