Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia ekosistem multisaluran, PT Global Digital Niaga Tbk. ( BELI ) atau Bubbly melaporkan peningkatan kinerja selama 9 bulan tahun 2024. Pertumbuhan pendapatan ini terutama didukung oleh pertumbuhan volume penjualan ponsel pintar, pangsa bisnis perjalanan online yang lebih tinggi, dan pertumbuhan bisnis rumah dan residensial.
Mengutip laporan keuangan, Kamis (31/10), emiten Dajarm Group melaporkan laba bersih konsolidasi yang naik 16% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp 4,27 triliun pada kuartal III-2024. Pada saat yang sama, laba bersih bubble selama sembilan bulan tahun 2024 meningkat sebesar 6% menjadi 12,13 triliun rubel.
Selain itu, sebagian besar pertumbuhan berasal dari segmen institusi dan toko fisik. Segmen institusi tumbuh 57 persen menjadi Rp1,39 triliun pada Juli-September 2024, sedangkan segmen toko fisik tumbuh 36 persen menjadi Rp1,38 triliun. Sedangkan selama 9 bulan tahun 2024, segmen institusi tumbuh 91% year-on-year menjadi Rp 4,03 triliun, sedangkan toko fisik tumbuh 30% year-on-year menjadi Rp 3,98 triliun.
Setelah itu, segmen retail 3P yang salah satunya mencakup bisnis tiket.com meningkat sebesar 16% pada Q3 2024 dan 13% pada Q9 2024. 4,8% pada triwulan III tahun 2023 dan 7,0% pada triwulan III tahun 2024.
CFO Global Digital Negara Ronald Vinardi menjelaskan kinerja tersebut membuka peluang pertumbuhan berkelanjutan melalui tingkat yang lebih tinggi.
Selain itu, segmen retail atau e-commerce 1P Blibli mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi, dengan pertumbuhan quarter-on-quarter (QtoQ) sebesar 43%.
“Pelan-pelan dana kita siapkan untuk mendukung pengembangan lebih lanjut,” ujarnya seperti dikutip, Kamis (31/10/2024).
Take rate yang baik menghasilkan pertumbuhan laba kotor sebelum diskon (GPBD) sebesar 43% YoY pada 9 bulan 2024. Margin kotor konsolidasi juga terus meningkat dari 15,1% pada 9 bulan 2023 menjadi 19,3% pada periode yang sama. tahun.
Sementara itu, perbaikan struktur biaya tercermin dari penurunan persentase biaya operasional gabungan pada TPV dari 8,0% pada 9M 2023 menjadi 7,4% pada periode yang sama tahun 2024. Tak pelak, hal ini meningkatkan persentase kenaikan EBITDA konsolidasi. TPV dari -4.4% di 9M 2023 menjadi -2.8% di 9M tahun ini.
CEO dan Co-Founder Global Digital Nega, Cosomo Martinto menjelaskan BELI telah tumbuh dengan sukses selama 9 bulan terakhir, didukung oleh upaya ekspansi margin, cost Leadership, dan sinergi komprehensif dalam ekosistem.
Hal ini tercermin dalam peningkatan laba kotor sebesar 35% dari tahun ke tahun dan penurunan kerugian EBITDA konsolidasi sebesar 34% dari tahun ke tahun.
“Melanjutkan strategi inovasi kami adalah kunci untuk memberikan kenyamanan perjalanan kami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, termasuk penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan visibilitas produk kami di pasar.” jelasnya.
Sementara itu, mesin rekomendasi yang ditingkatkan menggandakan rasio klik-tayang (RKT) kami. Selain itu, Program Afiliasi Blibli yang diluncurkan pada Juli lalu untuk meningkatkan jumlah pelanggan baru yang menggunakan perusahaan afiliasi juga mendapat animo yang positif.
Sedangkan pembangunan gudang baru di Maronda telah selesai pada akhir September 2024 dan pengerjaan dimulai secara bertahap mulai Oktober 2024 untuk memenuhi pesanan pelanggan.
“Dengan menggunakan berbagai teknologi dan sistem otomasi seperti sistem manajemen gudang [WMS], kecerdasan buatan, sistem pick-to-light dan konveyor, kami yakin gudang baru ini akan meningkatkan keseluruhan operasi dan kemampuan kinerja kami di masa depan, termasuk Speed [FAS] dan Blibli [FBB] kami untuk layanan yang telah selesai,” jelasnya.
Sementara dari segmen toko brick and mortar, BELI terus memperluas jaringan brick and mortar dengan menambah 7 toko elektronik konsumen secara nasional pada Q3 2024. Saat ini BELI mengoperasikan 62 supermarket premium dan 31 pusat pengalaman rumah dan gaya hidup serta 192 toko elektronik konsumen pada akhir September 2024.
BELI menjalankan bisnis supermarket premium melalui merek Ranch Market dan Decoroma untuk jaringan fisik rumah dan residensial.
“Dengan dukungan puluhan supermarket premium serta pusat pengalaman rumah dan gaya hidup, kami telah memantapkan diri sebagai ekosistem perbelanjaan dan gaya hidup yang komprehensif di Indonesia,” tambahnya.
Kusumo yakin prospek pertumbuhan konstruksi di Indonesia dengan pertumbuhan populasi dan peningkatan pendapatan mendukung meningkatnya kebutuhan akan jaminan dan layanan bagi konsumen kelas menengah yang cerdas.
Dalam jangka menengah, perbaikan kondisi perekonomian secara keseluruhan dan peningkatan pendapatan konsumen, serta nilai tukar yang stabil, inflasi yang terkendali dan suku bunga yang rendah.
“Perusahaan yakin model bisnisnya berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang dan berupaya menutup tahun 2024 dengan angka pertumbuhan yang kuat baik dari aspek bisnis maupun finansial,” jelasnya.
Perkembangan positif pada laporan keuangan Blibli
Sementara itu, Kepala Riset BCA Sekuritas Andre Benas menilai kinerja BELI pada kuartal III cukup baik. Hal ini menandai peningkatan signifikan dalam tingkat penerimaan menjadi sekitar 7% pada kuartal ketiga tahun 2024, naik secara signifikan dari 6%.
“Perkembangan ini sepertinya menunjang kinerja toko fisik. Apalagi penjualan online masih sangat sulit. Tantangannya betul-betul online, karena kalau tidak cepat online maka akan bergantung pada toko fisik.”- Jelasnya.
Pada penutupan perdagangan Kamis (31/10/2024), harga saham BELI terkoreksi 0,44% menjadi Rp 450. Setahun penuh, harga sahamnya anjlok 6,64% atau 32 poin.
Selain itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margonis menyoroti kinerja positif dari upaya pemulihan kerugian yang terus dilakukan. Blibli melaporkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,86 triliun hingga September 2024, meningkat 30% dibandingkan tahun lalu, mengalahkan perkiraan BRI Danareksa dan mencapai 59% dari perkiraan kerugian tahun 2024.
“Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan Total Nilai Pembayaran [TPV], peningkatan tingkat pengembalian, margin laba kotor yang lebih kuat, dan biaya operasional yang lebih rendah. Kerugian EBITDA pada September 2024 mencapai Rp1,58 triliun [naik 34% YoY], yang mencakup 66% dari pendapatan kami perkiraan setahun penuh,” jelasnya.
BRIDS juga menyoroti bahwa suntikan modal baru sebesar Rp 2,25 triliun dari grup diharapkan dapat membantu mengurangi biaya keuangan.
“Kami berharap gudang baru di Maronda [akan beroperasi mulai Oktober] akan meningkatkan kinerja logistik dan efisiensi keekonomian dengan mengoptimalkan biaya dan memperluas jaringan gudang. Juga meningkatkan pendapatan pedagang dan pelanggan,” jelasnya
Selain itu, BRI Danareksa dan BCA Sekuritas merekomendasikan Beli saham BELI dengan target harga (TP) Rp 520.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel