Bisnis.com, JAKARTA – Ketidakpastian meningkatnya tensi politik global, inflasi, dan perubahan kebijakan ekonomi global menimbulkan kekhawatiran di berbagai sektor. Situasi ini juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang kini dihadapkan pada tantangan bagaimana memperluas aset di tengah meningkatnya risiko.
Annisa (26) mengalami tujuh kali sakit kepala. Meski ia selalu menabung sebagian besar gajinya setiap bulan, namun cita-citanya untuk bisa membiayai pendidikan anak-anaknya masih jauh dari harapan.
Alasannya adalah biaya pendidikan meningkat setiap tahunnya. Sementara itu, uang yang dia simpan di rekening banknya bertambah seolah-olah dia baik-baik saja.
Beberapa tahun lalu, pekerja swasta asal Sukabumi ini akhirnya memahami konsep inflasi. Sejak saat itu, Annisa mulai mencari cara untuk mentransfer tabungannya dari rekening bank menjadi sarana investasi.
Setelah mempertimbangkan berbagai pilihan, Annisa memutuskan untuk berinvestasi emas. Bahkan, ia kepincut dengan skema pembiayaan emas yang memungkinkan nasabah mencicil pembelian emas meski dengan jumlah kecil.
“Returnnya sangat signifikan, sekitar 10% per tahun,” jelas Annisa kepada Bisnis, Sabtu (11/08/2024).
Di awal perjalanan investasinya dengan strategi investasi emas, Annisa dikabarkan membeli saham-saham aman dengan harga sekitar Rp 900.000 per gram pada tahun 2020.
“Sekarang [harganya] sudah mencapai Rp 1,5 juta per gram,” imbuhnya.
Kenaikan harga ini membuat Annisa semakin yakin akan tercapainya cita-citanya.
Rencana investasi yang seimbang juga membantunya mempersiapkan diri dengan sukses untuk pendidikan masa depan sambil memastikan neraca keuangannya tidak berakhir dengan kegagalan. Prospek emas yang cemerlang
Bukan hanya Annisa saja. Di tengah ketidakpastian perekonomian dan ketidakpastian global, harga emas yang terus meningkat membuat komoditas ini sangat digemari masyarakat.
“Meski terjadi perubahan nilai tukar dan penguatan rupiah, harga emas diperkirakan akan terus naik. Namun, masih ada peluang untuk koreksi tepat waktu,” kata perencana keuangan Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho .
Pendapat ini tidak berdasar. Andy melihat cara untuk berinvestasi dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) di seluruh dunia. Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, kata Andy, juga ikut memperbaiki perkiraan masa depan aset milenial.
Belum lagi persoalan ketidakstabilan politik. Faktor ini pula yang memaksa banyak investor mencari aset serbaguna seperti emas.
Andy yakin bahwa perkiraan peningkatan permintaan dari negara-negara konsumen utama kemungkinan akan terus berlanjut. Di India misalnya, tingkat permintaan mungkin lebih sulit karena kebijakan pemerintah daerah yang mengurangi pajak impor emas dan perak.
Andy memperkirakan emas akan kembali menjadi alat investasi populer pada tahun 2025. Namun, ia juga mengingatkan agar keuntungan jangka pendek, misalnya sampai satu tahun, dicapai sedemikian rupa sehingga selisih harga beli dan harga jual menghasilkan keuntungan yang wajar. . Sebab, harga emas biasanya lebih rendah dibandingkan harga jualnya.
Sebagai catatan, harga emas sejak tahun 2019 telah meningkat signifikan sekitar 10,2% per tahun, melebihi rata-rata inflasi sebesar 2,2% per tahun (year-on-year). Dalam skala yang lebih besar, harga emas Antam misalnya, naik 98,57% sepanjang tahun 2019-2024.
Dalam laporan bertajuk “Geopolitik dan dampaknya terhadap perdagangan global dan dolar”, IMF meyakini fenomena tersebut didorong oleh peningkatan porsi emas dalam cadangan devisa “Blok Tiongkok”. Sejak perpecahan ekonomi tahun 2019, kelompok negara ini telah mengurangi ketergantungannya pada dolar AS. Pada akhirnya, mereka melihat emas sebagai aset yang netral secara politik.
BCA Syariah berpartisipasi
Dunia perbankan tak ingin kehilangan kekuatan reputasi emas. Tak terkecuali BCA Syariah yang menawarkan dana Gold iB.
“iB Gold Financing merupakan produk pembiayaan dari BCA Syariah untuk aset logam mulia [emas] dengan prinsip syariah dengan menggunakan akad jual beli murabahah,” kata Direktur BCA Syariah Pranata dalam keterangannya.
Perusahaan meyakini daya tarik emas sebagai investasi disebabkan oleh dua faktor penting.
Di sisi lain, bunga jangka panjang dan capital gain menjadikan emas sebagai pilihan tepat bagi masyarakat yang menginginkan keamanan sistem keuangan syariah.
Di sisi lain, rencana pemerintah untuk memperkuat lingkungan ekonomi syariah mendorong masyarakat untuk memilih investasi sesuai nilai-nilai Islam.
BCA Syariah yakin dana Emas iB akan terus tumbuh seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat. Mereka juga terus berupaya untuk mempromosikan kampanye pengetahuan keuangan masyarakat mengenai pro dan kontra berinvestasi dalam skema investasi emas.
Dari sisi kinerja produk, perseroan juga terus mendukung peningkatan fitur keamanan pada produk keuangan Emas iB. Termasuk bekerja sama dengan Brankas Antam untuk memastikan emas nasabah aman hingga akhir periode keuangan.
Secara khusus, BCA Syariah melihat peningkatan antusiasme generasi muda terhadap investasi yang mudah, cepat, dan menguntungkan.
“Untuk segmen konsumen terbesar berusia 24 hingga 43 tahun dengan jangka waktu pembiayaan terpopuler satu tahun, maksimal gramnya 10 gram,” kata Pranata kepada Bisnis.
Perlu diketahui, pangsa dana emas BCA Syariah terus bersinar, dimana per September 2024, saldo dana BCA Syariah iB Gold meningkat sebanyak 150,9% year-on-year (y/y). Rp 133,6 miliar. . Tingkat pertumbuhan dana emas iB merupakan yang tertinggi dibandingkan produk pembiayaan konsumen lainnya.
Pertumbuhan tersebut dilaporkan didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat berinvestasi emas di BCA Syariah melalui kegiatan pameran yang dilakukan bersama tim BCA di berbagai kota besar pada tahun ini.
Tahun ini, perseroan akan fokus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dana Emas iB. BCA Syariah berharap dana Emas iB dapat mendukung pertumbuhan dana nasabah hingga mencapai 10-12% dari total dana BCA Syariah.
Dalam rangka memperluas akses masyarakat terhadap pembiayaan Gold iB, BCA Syariah telah memperkenalkan proses pengajuan pembiayaan Gold iB secara online melalui mobile bank baru BCA Syariah Bsya (baca: bi-sya).
Selain menciptakan digitalisasi, mempromosikan dana Gold iB, BCA Syariah juga melakukan berbagai kegiatan promosi melalui berbagai program promosi dan kegiatan expo di berbagai kota untuk menjangkau masyarakat luas.
Sementara itu, Mariya (37) adalah salah satu klien yang dibantu oleh Emas iB finance, ia juga menemukan cara baru untuk menabung uang pensiunnya dengan mudah.
Selain itu, Mariya memutuskan berinvestasi pada pembiayaan iB Gold mengingat pihaknya bekerja sama langsung dengan ANTAM untuk menyediakan emas finansial dan emas konsumen yang disimpan di brankas bank hingga akhir tahun buku.
Jadi lebih aman karena tidak perlu khawatir emas asli hilang atau rusak, jelasnya saat ditanya Bisnis.
Pilihan tenor hingga 5 tahun juga memberikan keleluasaan bagi Maria untuk menyimpan emas sesuai kemampuannya.
Bersamaan dengan penjelasannya, Mariya juga menjelaskan manfaat jangka panjang yang didapatnya.
“Saya beli 25 gram totalnya 25 gram seharga Rp 21 juta. Tahun berikutnya saat itu harganya Rp 22 juta. Artinya setahun naik Rp 1 juta,” ujarnya.
Melihat hal tersebut, Mariya menilai tenor yang panjang juga akan meningkatkan potensi keuntungan saat harga emas naik.
“Jadi kalau [tenornya] panjang, itu seperti [kenaikan], misalnya kalau awalnya kita beli dengan harga murah, mungkin 5 tahun kemudian harganya akan tinggi,” jelasnya.
Mariya hanya menginginkan satu hal dari investasi ini, yaitu uang yang cukup untuk pensiun. Meski perjalanan masih panjang, setidaknya para Pandai Emas berhasil mewujudkan tujuan tersebut.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel