By admin 
Bisnis.com, Jakarta – PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) merilis laporan keuangan tahun 2023. Berdasarkan kinerja tahun lalu, Askrindo mengaitkan laba sebesar Rp 1,63 triliun kepada induk usahanya.
Laba Askrindo pada tahun 2023 lebih sedikit dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, Askrindo akan menghasilkan laba sebesar Rp 1,7 triliun.
Dalam laporan keuangan terbitan Neraka yang dikutip Minggu (13/10/2024), perseroan melaporkan kenaikan premi bruto menjadi Rp 7,29 triliun dari sebelumnya Rp 6,02 triliun.
Namun total pendapatan premi reasuransi turun menjadi Rp 3,36 triliun dari Rp 6,47 triliun. Selain itu, total biaya layanan Kafalah juga mengalami penurunan dari Rp964,55 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp756,65 miliar. Selain itu, cadangan premi juga turun dari Rp2,23 triliun menjadi Rp1,48 triliun.
Dengan pencapaian tersebut, Askrindo mengalami penurunan pendapatan premi bersih dari Rp 13,99 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 11,1 triliun pada tahun lalu.
Pada periode yang sama, total piutang Askrindo mencapai Rp5,93 triliun, dari tahun sebelumnya Rp4,9 triliun menjadi Rp795,29 triliun. Pencapaian tersebut menurunkan biaya kerugian bersih perseroan dari Rp7,76 triliun menjadi Rp7,3 triliun.
Dalam laporan keuangan yang sama, Askrindo mengungkapkan aset perseroan sebesar 34,94 triliun dolar. Turun dari Rp37,17 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Seiring penurunan aset, Askrindo juga mengumumkan penurunan liabilitas dari Rp 27,97 triliun menjadi Rp 26,02 triliun. Dengan demikian, ekuitas perseroan meningkat dari Rp10,31 triliun menjadi Rp10,84 triliun.
Pada periode tersebut, Askrindo melaporkan rasio solvabilitas (RBC) perseroan mencapai 682%, naik dari 458% pada tahun 2022. Kinerja tersebut bahkan lebih kuat dibandingkan ketentuan OJK yang mensyaratkan RBC minimal 120%.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel