semiconductor-chl.com – Pada tanggal 26 September 2025, sebuah kapal yang membawa 10 awak kapal Myanmar mengalami kerusakan parah akibat terjangan Topan Bualoi di Laut China Selatan. Kapal tersebut teridentifikasi berada sekitar 203 kilometer di tenggara Pulau Yongxing, Hainan, China, dengan sistem kemudi yang rusak dan seluruh awak kapal terancam bahaya. Keadaan kapal yang terombang-ambing di tengah lautan mengundang perhatian serius.
Read More : Proses Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dekati Lapisan Dasar
Respons Darurat dari Pusat Pencarian dan Penyeldidikan Maritim Sansha
Begitu mendengar kabar tentang kapal yang terdampar, Pusat Pencarian dan Penyeldidikan Maritim Sansha segera mengaktifkan respons darurat. Dengan ancaman yang semakin dekat dari topan yang semakin besar, kapal penyelamat segera di kerahkan untuk membantu proses evakuasi. Pada 27 September, kapal penyelamat tiba di lokasi sekitar Xisha Qundao, namun badai yang semakin kuat menghalangi proses penarikan kapal. Karena itu, seluruh awak kapal di pindahkan ke kapal penyelamat untuk menghindari bahaya lebih lanjut.
Setelah topan berlalu, pencarian di lanjutkan dengan bantuan helikopter dan satelit. Meskipun sistem tenaga kapal yang terdampar tidak berfungsi, upaya pencarian terus berlangsung selama 36 jam hingga akhirnya pada 28 September kapal di temukan di perairan dekat Pulau Yongxing. Pada 29 September, helikopter penyelamat berhasil memulangkan seluruh awak kapal ke kapal penyelamat.
Penarikan dan Pemulihan Kapal yang Terluka
Kapal tersebut kemudian di tarik menuju Pelabuhan Da Nang di Vietnam setelah di pastikan tidak ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Pada 1 Oktober, kapal tersebut di serahkan kepada kapal tunda milik pemiliknya dan tiba di pelabuhan pada pukul 14.30 waktu setempat.
Koordinasi Internasional dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana Alam
Penyelamatan ini juga menunjukkan betapa pentingnya koordinasi antar negara dalam menghadapi bencana alam. Keberhasilan ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga menunjukkan solidaritas internasional yang penting dalam menjaga keamanan lingkungan. Respons cepat dan efisien oleh pihak berwenang China menjadi contoh penting dalam menghadapi krisis kemanusiaan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Read More : Basarnas Lanjutkan Evakuasi Korban Insiden di Ponpes Al Khoziny