Semiconductor-chl.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat semakin fokus pada pengembangan sorgum di jabar untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah. Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Erwan Setiawan, memastikan pengembangan komoditas ini akan di perluas ke beberapa daerah di Jawa Barat. Pertemuan yang berlangsung di Cirebon pada Jumat lalu juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Read More : OJK Dorong Ekonomi Daerah Melalui Digitalisasi Ekosistem Sapi Perah
Lahan Sorgum di Tanam di 5.000 Hektare
Pemerintah pusat melalui Kementan telah menyiapkan lahan seluas 5.000 hektare di sejumlah kabupaten di Jawa Barat untuk budidaya sorgum. Beberapa daerah yang menjadi lokasi penanaman sorgum antara lain Cirebon, Majalengka, Garut, Sukabumi, dan sebagian wilayah Kabupaten Indramayu serta Subang. Erwan Setiawan menjelaskan bahwa pengembangan tanaman sorgum ini merupakan langkah strategis untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik, mengurangi ketergantungan pada impor beras dan komoditas palawija.
Sorgum di kenal memiliki potensi yang sangat besar. Selain bijinya yang bisa diolah menjadi pengganti beras dan tepung, batang sorgum dapat di manfaatkan untuk bioetanol dan biomassa. Tak hanya itu, akar tanaman ini juga memiliki fungsi sebagai pupuk alami. Erwan Setiawan menekankan bahwa “Tidak ada bagian dari tanaman sorgum yang terbuang. Semua bagian tanaman bisa di manfaatkan untuk berbagai kebutuhan.”
Peluang dan Tantangan dalam Pemasaran
Namun, pengembangan sorgum tidak lepas dari tantangan, terutama dalam pemasaran. Saat ini, budidaya sorgum masih di lakukan oleh kelompok tani kecil yang belum terkoordinasi dengan baik. Untuk itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana membentuk kelompok-kelompok tani sorgum guna memfasilitasi seluruh proses mulai dari panen hingga hilirisasi produk. Erwan Setiawan memastikan bahwa pemerintah akan memastikan hasil panen bisa di serap dengan baik oleh pasar.
Pemasaran sorgum memerlukan dukungan dari pihak eksternal, seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI), untuk memperlancar distribusi produk. PTDI berperan sebagai perantara yang mendatangkan off-taker yang akan menyerap hasil produksi sorgum. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distanhorti), Dadan Hidayat, menambahkan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan mendorong kontrak farming dengan off-taker untuk memastikan kesepakatan yang saling menguntungkan.
Target Penanaman Sorgum di 2025
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan penanaman sorgum seluas 148 hektare pada tahun 2025 dengan produktivitas rata-rata 7 ton per hektare. Fokus utama dari pengembangan ini adalah dengan memperkenalkan biji sorgum sebagai komoditas pangan yang dapat di terima oleh pasar yang lebih luas. Di harapkan, pengembangan sorgum ini dapat menciptakan kemandirian pangan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada impor, serta memberikan manfaat ekonomi bagi petani.
Pengembangan tanaman sorgum di Jawa Barat menjadi langkah strategis menuju ketahanan pangan yang berkelanjutan. Dengan dukungan pemerintah pusat, masyarakat petani, serta pihak eksternal, proyek ini di harapkan dapat memperkuat kemandirian pangan daerah dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan pokok. Ke depan, di harapkan sorgum menjadi salah satu komoditas unggulan yang dapat memperkaya pangan di Indonesia.